Mahasiswa Unwir Kembangkan Bawang Merah

Mahasiswa Unwir Kembangkan Bawang Merah

INDRAMAYU - Bawang merah menjadi salah satu hasil pertanian dan produk unggulan di Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu. Hal inilah yang menjadi daya tarik bagi mahasiswa dari Universitas Wiralodra Indramayu yang sedang melakukan kuliah kerja nyata (KKN) dengan ikut serta mengembangkan bawang merah di Desa Bunder, Kecamatan Widasari, Senin (22/7). Ketua Kelompok KKN Unwir Desa Bunder, Wira, mengatakan, penelitian bawang merah yang diagendakan kelompoknya merupakan bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat setempat selama masa KKN. Dipilihnya tanaman bawang merah untuk diteliti, menurut Wira, karena bawang merah dapat menjadi produk unggulan hasil pertanian di Kabupaten Indramayu, namun masih belum tergali secara maksimal oleh petani. “Belum tergali potensi bawang merah. Padahal setelah dilihat bawang merah cocok di lahan Indramayu. Tetapi sebagian besar petani masih memilih tanaman padi yang dikembangkan,\" ujarnya. Menurutnya, bawang merah sangat potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Indramayu, mengingat cuaca dan iklim yang mendukung sehingga bisa tumbuh subur dengan hasil baik. “Kita sudah berkeliling ke petani bawang, hasilnya di atas rata-rata, bisa sampai 12 ton per hektare, inikan sangat bagus sekali jika dikembangkan,” ujarnya. Namun, menurut Wira, dalam pengembangan budi daya bawang merah dibutuhkan biaya yang lebih mahal dibandingkan tanaman padi. Sehingga tanaman bawang merah masih kurang dilirik petani. Sementara itu, petani bawang Desa Bunder, Surakman, mengatakan, dalam budi daya tanaman bawang merah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya pemilihan bibit, penggunaan pupuk, serta pemeliharaan yang tepat. “Panen relatif singkat hanya 2 bulan, tapi butuh pupuk yang banyak, dan penanganan hama juga harus tepat,” ujarnya. Sementara itu, Kuwu Bunder Suwendi mengatakan, pemerintah desa sangat mengapresiasi langkah mahasiswa KKN yang ikut berkontribusi menggali potensi-potensi desa, tidak hanya pada sektor pertanian, tetapi sektor perekonomian masyarakatnya. “Apa yang dihasilkan dari program mahasiswa KKN akan jadi perhatian pemerintah desa, bisa dikembangkan sebagai program pemberdayaan masyarakat,” ucap Suwendi. (oni)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: