Kecepatan Angin Berpotensi Meningkat di Wilayah Ciayumajakuning, Perhatikan Imbauan BMKG

Kecepatan Angin Berpotensi Meningkat di Wilayah Ciayumajakuning, Perhatikan Imbauan BMKG

CIREBON-Prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatolofi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Ahmad Faa Idzyin menganalisa fenomena ini.  Menurutnya, peningkatan kondisi kecepatan angin  hari ini dan beberapa hari kedepan di sebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara yang cukup signfikan di wilayah utara dan selatan garis ekuator. Ditambah dengan posisi matahari yang berada di utara ekuator. Hal ini mendukung terbentuknya pusat tekanan rendah di wilayah tersebut yang mencapai 998 hPa. Sedangkan di wilayah selatan mulai terbentuk pusat tekanan tinggi mencapai 1033 hPa. Dengan perbedaan tekanan yang cukup signifikan ini, berpengaruh pada peningkatan kecepatan angin di wilayah selatan ekuator. “Wilayah III Cirebon ini berada di selatan, dekat dengan pusat tekanan tinggi yang berada di daratan Australia,\" kata Faiz –sapaan akrab Ahmad Faa Idzyin-. Selain itu, ada faktor lokal lain yang cukup mempengaruhi, yakni Gunung Ciremai. Gunung menjadikan kecepatan angin semakin kuat di beberapa wilayah. Khususnya untuk kota/kabupaten Cirebon dinamakan Angin Kumbang. Diketahui, Angin kumbang adalah angin kencang tipe fohn yang bersifat panas dan kering. Angin fohn mempunyai banyak nama di Indonesia, salah satunya adalah angin kumbang. Saat ini, kecepatan angin di wilayah Cirebon berpotensi meningkat mulai Sabtu (3/8/2019) ini. Dikenal dengan sebutan angin kumbang.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, memprakirakan, potensi peningkatan kecepatan angin di lima daerah se-wilayah Cirebon hingga 5 Agustus 2019. Kelima daerah itu sendiri masing-masing Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan.
\"Potensi kecepatan angin disebabkan adanya perbedaan tekanan udara yang cukup signfikan di wilayah utara dan selatan ekuator,\" jelas Prakirawan BMKG Stasiun Jatiwangi, Ahmad Faa Izyn. Dia mengungkapkan, posisi matahari yang berada di utara ekuator mendukung terbentuknya pusat tekanan rendah di wilayah tersebut yang mencapai 997 hPa. Sementara, di wilayah selatan mulai terbentuk pusat tekanan tinggi (1035 hPa).
Perbedaan tekanan yang cukup signifikan itu berpengaruh pada peningkatan kecepatan angin di wilayah selatan ekuator. Ini pula mengingat wilayah Cirebon berada di selatan, dekat dengan pusat tekanan tinggi di daratan Australia dan didukung faktor lokal adanya Gunung Ciremai.
\"Berdasarkan pengamatan, kecepatan angin umumnya dari arah tenggara hingga selatan dengan kecepatan maksimum mencapai 47 km/jam,\" katanya.
Dia menyebutkan, kondisi peningkatan kecepatan angin di Wilayah Cirebon diprakirakan dapat mencapai nilai maksimum hingga 56 km/jam dan masih akan berlangsung hingga dua hari ke depan. Dampak kondisi ini, diingatkannya, berupa debu hingga pohon tumbang.
\"Kami imbau masyarakat lebih berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan, seperti debu dan pohon tumbang,\" cetusnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: