Plt Bupati Janji Prioritaskan Kesejahteraan Guru Honorer

Plt Bupati Janji Prioritaskan Kesejahteraan Guru Honorer

CIREBON– Menjadi guru honorer memang berat. Bukan hanya soal beban pekerjaannya. Lebih dari itu, masalah pendapatan yang bisa dibilang jauh dari kata sejahtera. Seperti itulah yang dirasakan Soleh Abdul Gofur yang merupakan guru honorer yang mengajar di SDN 1 Sumber. Soleh beserta sang istri yang juga guru honorer, jika pendapatan keduanya digabungkan, hanya mendapatkan Rp800 ribu selama satu bulan. Dia terpaksa mencari usaha sampingan dengan menjual es di tempatnya mengajar dan jasa pengetikan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Kepada Radar Cirebon, Soleh membeberkan, dirinya sudah empat tahun mengajar di SDN 1 Sumber. Awal mengajar, dirinya cuma mendapat sekitar Rp200 ribu. Namun karena sudah cukup lama, jadi ada kenaikan. Soleh mengungkapkan, gaji dirinya dan istri jika digabungkan tidak akan bisa mencukupi kehidupannya beserta dua anaknya yang baru berusia tujuh dan 4 tahun. “Gaji saya sama istri kalau digabungkan satu bulan itu cuma 800 ribu. Sedangkan kita punya anak dua, cicilan perumahan. Kalau kita mengandalkan gaji guru, untuk makan saja kurang,” ungkapnya. Sehingga dirinya terpaksa mencari usaha sampingan untuk mencukupi biaya hidup sehari-hari. “Saya dagang es di sekolah. Memang awal-awal ada saja yang bilang masa guru dagang di sekolah? Tapi saya dibuat santai saja. Selama kita usaha benar dan tidak menyimpang, ya kita harus terus lakukan demi tuntutan hidup. Karena tadi, kalau mengandalkan gaji guru saja, untuk bayar cicilan perumahan sekitar 800 ribu lebih saja gaji saya dan istri tidak mampu bayar. Karena gaji saya dan istri cuma 800 ribu,” bebernya. Selain berdagang es, dirinya juga membuat usaha jasa pengetikan di sekolah maupun di luar sekolah. Baginya, apapun pekerjaan yang bisa dilakukan, selama itu halal, maka dia akan melakoninya demi menghidupi keluarga. Soleh mengungkapkan, tugas dirinya sebagai guru honorer cukup berat jika dibandingkan dengan guru PNS. “Kita honorer juga sebagai guru. Sehingga tanggung jawab kita sama sebagai guru. Bahkan, kita jauh lebih berat ketimbang guru PNS,” jelasnya. Oleh karena itu, dirinya meminta perhatian serius dari pemerintah daerah. “Kita minta diprioritaskan jika ada lowongan CPNS. Dan kita minta perhatian kepada pemerintah agar bisa memperhatikan kami, layaknya guru PNS,” ujarnya. Namun demikian, dia masih memandang nasibnya jauh lebih baik ketimbang rekan-rekannya yang lain. Karena banyak sekali honorer yang hanya menerima upah Rp200-300 ribu. Padahal, lokasi tempat mengajarnya jauh dan memerlukan bensin yang lumayan. Ditanya apa yang memotivasinya untuk tetap bertahan menjadi pengajar, meski honor yang diterimanya masih sangat minim. Soleh menyampaikan, dirinya mengajar karena pengabdian kepada bangsa dan negara. “Salah besar kalau kita cari uang dengan menjadi guru honorer. Karena kita menjadi guru honorer itu sebagai pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya. Karena, jika menjadi guru honorer tidak bisa dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan selama menempuh pendidikan S1 guru. “Kalau kita bicaranya bukan pengabdian atau mencari uang, itu salah. Karena biaya yang kita keluarkan selama kita kuliah S1 itu sudah sangat besar. Dan gaji kita berapa tahun pun menjadi guru honorer tidak akan bisa menggantikan uang yang kita keluarkan selama pendidikan kuliah. Jadi, kita harus diniatkan menjadi pengabdian dan ibadah,” imbuhnya. Terpisah, Plt Bupati Cirebon Drs H Imron Rosyadi MAg mengatakan, kesejahteraan guru termasuk guru honorer merupakan salah satu prioritas program kerjanya yang tertuang dalam RPJMD lima tahun mendatang. “Kesejahteraan guru honorer itu kan termasuk prioritas saya ke depan. Di sektor pendidikan, kita akan utamakan kesejahteraan guru termasuk guru honorer,” janjinya. Imron mengungkapkan, bidang pendidikan merupakan bidang yang sudah dikenalnya sejak lama. Sehingga dirinya sangat paham tentang pendidikan. “Saya kan lama di Kemenag. Sedangkan Kemenag itu tidak jauh dari sekolah. Jadi, Insha Allah saya paham persoalan yang dihadapi para guru. Dan akan saya terapkan pula di Pemkab Cirebon ini,” ungkapnya. Pihaknya setuju jika DPRD Kabupaten Cirebon sudah mengetahui dan mendukung langkah DPRD melakukan revisi Perda Penyelenggara Pendidikan di Kabupaten Cirebon, yang salah satu poinnya menyejahterakan para guru honorer. “Saya dukung dewan melakukan revisi Perda itu. Karena bagaimanapun, kesejahteraan para guru honorer harus menjadi prioritas kita ketika ingin pendidikan di Kabupaten Cirebon maju,” pungkasnya. (den)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: