Hasil Panen Bawang Merah Varietas Sanren Lebih Unggul

Hasil Panen Bawang Merah Varietas Sanren Lebih Unggul

INDRAMAYU - Tanaman bawang merah varietas sanren dinyatakan lebih unggul dibandingkan dengan jenis tuktuk dan lokananta. Hal tersebut terungkap saat panen bawang merah yang merupakan hasil uji coba produktivitas tanaman bawang merah Fakultas Pertanian Program Magister Pertanian Pascasarjana Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon, Rabu (14/8) lalu. Dalam hasil panen bawang merah yang dilakukan dosen, mahasiswa Fakultas Pertanian UGJ Cirebon, BPP Widasari, bersama dengan  Pemcam Widasari di Desa Bunder teruangkap bahwa diperolah hasil yang sangat bagus dari ketiga varietas, yakni tuktuk memperoleh hasil 8,5 kilogram per 2,4 meter persegi, lokananta 7,5 kilogram per 2,4 meter persegi, dan sanren sebanyak 9,5 kilo per meter persegi. Dosen Pasca Sarjana Magister Pertanian Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon, Amran Jaenudin mengatakan, panen bawang merah kali kedua merupakan percobaan peningkatan produktivitas dan efesiensi produksi tanaman bawang merah di Kabupaten Indramayu. Dalam uji coba ini, lanjutnya, menerapkan  dua tahap, yakni kombinasi benih (bibit) dengan takaran pupuk KCl,dan pupuk organik guano dengan tiga varietas  bibit tanaman  bawang, tuktuk, lokananta, dan sanren. Berdasarkan uji hasil timbangan, ungkap Amran, varietas sanren lebih unggul dibandingkan dua varietas lainnya. Meskipun dalam perlakuannya sama, menggunakan 5 taraf takaran pemupukan organik guano mulai dari 250 kg/hektare (ha), 500 kg/ ha, 750 kg/ha, 1000 kg/ha, dan 1250 kg/ha serta 3 taraf pemupukan KCI 50 kg/ha, 100 kg/ha, 150 kg/ha. “Hasil dari petakan saja mencapai di atas rata-rata, per hektare bisa mencapai 9,5 kilogram basah jika kering ada penurunan 40 persen, sekitar 5 kilogram, ini kan sangat bagus sekali,” ujarnya. Sehingga, lanjut Amran, dengan hasil yang memuaskan dari uji coba tiga varietas tanaman bawang merah, bisa menjadi rekomendasi bagi petani bawang merah. Bukan hanya di sentra petani bawang, namun petani bawang merah lainnya. Petani juga bisa menerapkan pola pemeliharaan tanaman bawang yang hanya memanfaatkan kombinasi dua pupuk KCI dan organik guano. Karena dapat menekan biaya produksi, seperti pupuk, bibit bawang merah, dan insektisida. Camat Widasari, Dulyono mengatakaan, hasil panen uji coba tanaman bawang merah oleh program magister pertanian Pascasarjana UGJ Cirebon, menjadi tolok ukur bagi petani bawang merah di Kecamatan Widasari. Selain itu, lanjut Dulyono, cara perlakuannya bisa direkomendasikan kepada para petani, dengan melihat hasil penggunaan kombinasi dua pupuk KCI dan pupuk organik guano dari tanam hingga panen, mampu meningkatkan hasil produksi tanaman padi hingg 3 ton per hektarenya. “Luar biasa hasilnya sangat bagus bukan disegi timbangan, tapi ukuran umbi bawang merah hasil panen besar-besar, sangat maksimal sekali. Bisa jadi rekomendasi petani bawang merah di Widasari,” ujarnya. Sementara itu, Ketua KT Tani Bhakti II H Surakman mengungkapkan, percobaan pengembangan bawang merah di lahannya merupakan kerjasama antara Fakultas Pertanian program magister pertanian Pascasarjana UGJ Cirebon. Uji coba ini, katanya, untuk mengetahui penggunaan tiga varietas bibit bawang merah yang dikombinasikan dengan penggunaan pupuk KCI dan guano. “Hasilnya sangat memuaskan, ini akan jadi bahan rujukan saya, ketika tanam bawang merah,” ujarnya. (oni)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: