Balita Mirip “Busung Lapar” Dibiarkan

Balita Mirip “Busung Lapar” Dibiarkan

KUNINGAN- Kasihan benar Chandra Latansa. Baru berusia 3 bulan, balita putri dari pasangan Alan Maulana dan Momoh Rachmawati itu harus menanggung derita. Perutnya membuncit mirip busung lapar. Orang tua pasrah, karena tidak punya biaya  untuk mengobati anak bungsunya itu. Keprihatinan sudah terlihat dari kondisi rumah Chandra, di RT 28 RW 10, Blok Kliwon, Desa Bojong, Kecamatan Cilimus. Luasnya sekitar 4x6 meter. Meski sudah berlapis bata, tapi belum sepenuhnya ditembok. Halaman rumahnya bersih, tetapi lantai dalam rumah masih beralaskan tanah. Tidak ada barang istimewa. Kursi di ruang tamu pun sudah lusuh. Pun kasur di dalam kamar sudah tidak laik. Tidak ada andalan apapun untuk kelaikan hidupnya. Status Momoh hanya ibu rumah tangga. Adapun suaminya sebatas buruh serabutan. Terlihat balita mungil Chandra Latansa yang tidak kalah memprihatinkan. Perutnya buncit tak normal. Semakin hari semakin membesar. Entah penyakit apa yang diderita balita kelahiran 1 Maret 2013 itu. Hingga kini, belum satu orangpun bisa memastikan nama penyakitnya tersebut. Tapi dari bentuk mirip busung lapar. “Gak tahu penyakit apa ini, bingung,” ucap Momoh Rachmawati, ibunda Chandra Latansa, Kamis (13/6), kepada Radar. Dituturkan Momoh, saat lahiran di bidan, kondisi Chandra dalam keadaan normal. Kelainan terlihat saat sudah 2 hari, Chandra tidak kunjung buang air besar seperti umumnya bayi. Perutnya membuncit keras.  Tapi tetap mau minum air susu ibu (ASI). Chandra baru bisa buang air besar setelah dipancing pakai sabun wangi. “Kalau terus harus dipancing, kasihan kesakitan. Nangisnya keras,” ujar Ibu empat anak ini, sambil menitikkan air mata. Anehnya meski sudah buang air besar, perut Chandra tetap besar. Hanya kulitnya sedikit melembek. Tapi bila lama tidak buang air besar, perutnya kembali menjadi keras. Ketinggian buncitnya, bahkan melebar hingga dada. “Saya sedih. Saya coba periksa ke RSIA Bandorasa. Tapi dokter pun gak bilang nama penyakitnya. Dokter malah nyuruh saya ke RSUD 45 untuk foto perut anak saya dulu. Biar ketahuan jelas, katanya. Tapi untuk foto saja biayanya Rp1 juta. Uang saya dari mana. Belum biaya perawatan lain. Jadi belum berobat sampai sekarang,” ungkap Momoh, sambil mengusap air matanya. Untuk foto perut anaknya di RSUD 45, dokter RSIA juga memberi tahu tidak bisa memakai jamkesmas. Harus pakai uang pribadi. Sedangkan jamkesmas sendiri ia mengaku tidak punya. Sudah pernah mengajukan ke pihak desa, tetapi hingga kini belum ada kabar. “Saya benar-benar bingung. Saya ingin anak saya sembuh, seperti anak lain. Tapi saya gak bisa apa-apa,” ucapnya lagi, lirih.(tat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: