330 Warga Hongkong Dipulangkan
HONGKONG - Total 330 warga Hongkong yang menaiki kapal pesiar Diamond Princess, termasuk 260 pemegang paspor wilayah administrasi khusus negara setempat, segera dipulangkan. Ini menyusul langkah Pemerintah Hongkong yang menyiapkan pesawat jemputan.
Dari data yang diterima 200 lebih penumpang di kapal tersebut terinfeksi virus corona, Covid-19. Hal tersebut diketahui setelah seluruh penumpang dikarantina selama 14 hari di pelabuhan Yokohama. Tepatnya sejak 3 Februari lalu.
Melalui pernyataan yang dikeluarkan pada Minggu (16/2) waktu setempat, Biro Keamanan menyatakan bahwa penerbangan sewaan akan mengangkut penumpang kembali ke Hongkong tanpa biaya. Langkah ini dilakukan setelah pemerintah Jepang menyetujui rencana pemulangan dengan beberapa syarat yang diajukan.
Kapal pesiar Diamond Princess, yang dikelola oleh Carnival Corp asal Amerika Serikat, itu mengangkut sejumlah 3.700 penumpang dan kru. Masuknya Covid-19 diketahui setelah seorang penumpang yang berangkat dari Hongkong didiagnosis terjangkit virus yang telah menelan korban jiwa.
”Kami juga sudah melakukan hubungan dengan pemerintah Jepang untuk mengakomodir pemulangan 70 orang dengan paspor asing ke Hongkong,” sebut keterangan resmi dari Pemerintah Hongkong seperti yang dilansir AFP.
Di Hongkong sendiri, terkonfirmasi sebanyak 56 kasus infeksi corona serta satu kasus kematian akibat penyakit infeksi tersebut. Sementara menurut pemerintah China, ada 68.500 kasus infeksi di dalam negeri dan 1.665 kasus kematian, kebanyakan di provinsi Hubei, lokasi wabah corona bermula.
Pemimpin Hongkong Carrie Lam meminta warganya agar sebisa mungkin tetap tinggal di dalam rumah untuk menghindari risiko penularan wabah corona di wilayah pusat keuangan global itu, di mana sejumlah pusat perbelanjaan, restoran, dan kafe terlihat hampir terlantar. ”Kami telah mengingatkan secara berkala imbauan ini,” jelas Carrie Lam.
Kemarahan muncul terhadap cara Lam menangani krisis ini, dengan sejumlah kritik yang memintanya untuk menutup seluruh perbatasan dengan wilayah daratan Tiongkok serta pekerja medis yang melakukan aksi unjuk rasa.
Bersamaan dengan itu, ratusan massa aksi unjuk rasa anti-pemerintah yang kebanyakan mengenakan pakaian hitam dan masker berpawai di sejumlah titik untuk menolak rencana yang kemungkinan akan membuat gedung-gedung difungsikan sebagai pusat karantina.
Mereka juga menegaskan tuntutan soal penutupan perbatasan dengan wilayah daratan China. Namun Lam menyatakan langkah itu sebagai hal yang tidak patut, tidak dapat dilakukan, dan diskriminatif. (fin/ful)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: