Kim Jong Un Nongol, Setelah 22 Hari Menghilang
SOUL - Kim Jong Un tiba-tiba muncul di depan publik, setelah 22 hari tidak terlihat. Kali ini, orang paling berkuasa di Korea Utara (Korut) itu mengunjungi makam nasional dan memperingati hari lahir sang ayah, Kim Jong Il.
Kemunculan itu merupakan yang pertama sejak Jong Un menghadiri perayaan Tahun Baru Imlek pada 25 Januari lalu, tulis Kantor Berita Pusat Korea (KCNA). Dalam kunjungan itu, Jong Un didampingi para pejabat tinggi partai, termasuk Kepala Presidium Majelis Tinggi Rakyat Choe Ryong Hae dan Wakil Ketua Komisi Urusan Dalam Negeri Pak Pong Ju.
”Hari lahir Jong-il, yang jatuh pada 16 Februari, atau Minggu ini, adalah hari libur nasional sebagai peringatan Hari Sang Bintang Benderang,” terang pejabat pemerintahan setempat seperti di kutip AFP.
Sejauh ini, Korea Utara belum mengonfirmasi ada kasus infeksi virus corona, namun KCNA menyebut bahwa pemerintah memperpanjang periode karantina bagi orang-orang yang menunjukkan gejala infeksi menjadi 30 hari. Seluruh institusi pemerintahan dan orang asing yang tinggal di negara itu, diminta mematuhi kebijakan tersebut tanpa kecuali.
Lewat kebijakannya, Korea Utara telah melipatgandakan upaya pencegahan wabah Covid-19 walaupun negara itu belum secara terbuka memastikan ada kasus virus corona jenis baru tersebut.
Bahkan Korut memperpanjang masa karantina dan mengirimkan para petugas Palang Merah ke seluruh negeri. Media setempat mengumumkan bahwa masa karantina sudah diperpanjang menjadi 30 hari. Selain itu, semua lembaga pemerintah dan warga negara asing yang tinggal di Korea Utara diharapkan mematuhi aturan itu tanpa syarat. ”Penyebaran wabah itu merupakan masalah serius dengan kemungkinan bencana internasional,” bunyi laporan kantor berita KCNA.
Korut yang sudah menjadi negara paling tertutup di dunia, telah menghentikan layanan penerbangan dan kereta api dengan negara-negara tetangganya. Korut juga menerapkan kewajiban karantina selama beberapa minggu bagi warga negara asing yang baru tiba di negara itu, menghentikan pariwisata internasional serta menerapkan pembatasan, yang hampir seperti blokade, terhadap perjalanan lintas perbatasan.
Beberapa media setempat juga sudah melaporkan beberapa kasus dan kemungkinan kematian di Korea Utara akibat virus Covid-19 itu. Namun, para pejabat Organisasi Kesehatan Dunia yang berkantor di Pyongyang mengatakan kepada Voice of America bahwa mereka belum diberi tahu ada kepastian kasus.
Media negara melaporkan bahwa Masyarakat Palang Merah Korea Utara sudah dikerahkan ke daerah-daerah yang relevan di seluruh negeri untuk melaksanakan gerakan mendidik masyarakat, serta untuk memantau orang-orang yang kemungkinan menunjukkan kemungkinan gejala. (fin/ful)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: