Kisah Muanah Usaha Kerupuk Melarat, Jadi Nasabah Inspiratif
Bukan hal mudah bagi Muanah mengelola usaha bisnis yang diwariskan orang tuanya. Usahanya sempat tersendat karena modal kurang. Untuk meminjam dana tambahan menutupi modal, Muanah pun tak berani. Namun dengan hadirnya perbankan yang memberikan pinjaman tanpa agunan, akhirnya Muanah bisa mengelola bisnisnya hingga saat ini.
APRIDISTA SITI RAMDHANI , Cirebon
MENERUSKAN usaha orangtuanya, Muanah telah memproduksi kerupuk melarat sejak 2003. Sempat kekurangan modal. Akhirnya di tahun 2011 Muanah didanai oleh BTPN Syariah Cirebon dengan pinjaman pertama Rp1,5 juta. Kemudian, di tahun kedua, ia pun menambah jumlah pinjaman menjadi Rp3 juta tenor 1 tahun.
Lalu pinjaman ketiga naik lagi menjadi Rp6 juta, kemudian naik lagi Rp17 juta. Dan saat ini pinjamannya berjumlah Rp30 juta. Tentu produksi kerupuk melaratnya pun bertambah, dari semula memproduksi 125 kg, kini mencapai 2 kwintal per harinya. \"Pinjaman ini saya alokasikan untuk memperbesar pabrik, memperluas usaha dan sedikit saya sisihkan untuk merenovasi rumah,\" ungkapnya, kemarin.
Meski jumlah produksinya meningkat, namun tentu kendala tetap dilalui Muanah. Seperti cuaca yang menjadikan produksinya terkendala setiap hari. Manakala panas, kerupuk tak bisa dijemur dan harus ditunda. Ia pun hingga kini masih memproduksi kerupuk melarat secara manual, mulai dari pembuatan adonan, pencetakan yang menggunakan alat sederhana, penjemuran yang dilakukan di halaman rumah, hingga pemotongan kerupuk yang masih manual.
Muanah sendiri awalnya memiliki empat karyawan. Sekarang dia memiliki 9 karyawan karena produksinya bertambah. \"Dalam sehari pengeluaran untuk membayar karyawan Rp500 ribu. Ingin sekali nanti saya membeli alat agar produksi bisa lebih banyak,\" ungkapnya.
Saat ini, kerupuk yang diproduksinya dihargai Rp13 ribu/kg nya. Produknya dipasarkan di Ciayumajakuning. Muanah pun kini sedang dalam proses membuka cabang pabrik baru guna memenuhi permintaan pasar. Rencananya, saat pabrik ini mulai beroperasi, produksinya naik mencapai 3 kwintal per hari. Ia pun memilih mempekerjakan masyarakat sekitar pabrik untuk membantu perekonomian warga sekitar.
\"Berbagi rezeki bersama sekitar. Saya lebih memilih mempekerjakan ibu-ibu warga sini,\" jelasnya.
Atas pencapaiannya ini, Muanah pun mendapat reward dari BTPN Syariah Cirebon sebagai Nasabah Inspiratif, karena bisa menjadi inspirasi juga peluang kerja bagi sekitarnya. Ia pun telah mendapatkan reward umrah beberapa waktu lalu. \"Saya sangat berterima kasih pada BTPN Syariah. Kini usaha saya alhamdulillah maju. Saya juga sudah punya rumah dan kendaraan, bisa membiayai anak sekolah. Harapan saya bisa menyekolahkan anak-anak hingga bangku kuliah,\" tukasnya.
Sementara itu, Distribution Head Area 1, Dharma Putera menuturkan, bisnis pembiayaan kepada keluarga prasejahtera produktif sudah ditekuni sejak 2010. Dari nasabah pembiayaan merasa mimpi mereka terwujud lebih cepat. Nasabah pendanaan merasa niat baik mereka untuk turut memberdayakan terpenuhi, dan bagi karyawan merasa terus bertambah ilmu untuk semakin lebih baik.
Dengan terus membesarnya skala bisnis di segmen ini, BTPN Syariah bertekad untuk terus bekerja keras, agar semua niat baik seluruh pemangku kepentingan dapat terwujud lebih cepat.
\"Kami juga mengubah semua nama produk yang kami tawarkan dengan tambahan kata Tepat. Misalnya Tepat Deposito. Tepat, wujudkan niat baik lebih cepat,\" ungkapnya.
Di samping itu, Business Coach Jabar 1 (Cirebon, Sumedang, Majalengka), Darwina Pane menambahkan sebanyak 275 ribu KK miskin yang ada di Cirebon, 100 ribu di antaranya sudah menjadi nasabah BTPN Syariah. Hadir sejak 9 tahun lalu di Cirebon, kini BTPN Syariah sudah merangkul 39 kecamatan dari total 40 kecamatan yang ada di Cirebon. \"Sisa kecamatan Sedong yang belum tersentuh oleh kami, dan akan dioptimalkan pada tahun ini,\" ungkapnya.
Hingga saat ini, nasabah yang paling banyak terdapat di Weru dan Lemahabang dengan total mencapai 5.000 nasabah di masing-masing kecamatan. Proses akuisisi sendiri mulai dari gali mimpi. BTPN Syariah berusaha membentuk kedekatan tidak hanya melalui pembiayaan, namun menyentuh secara personal impian yang ingin diraih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: