BBWS: Manfaat Pembangunan Embung Sumurkondang Buat Konservasi dan Reduksi Banjir
CIREBON - BBWS CC mengklaim pembangunan Embung Sumurkondang bukan untuk penanganan ataupun pengendalian banjir. Pembangunan embung lebih untuk konservasi dan reduksi banjir.
Kepala BBWS CC Heppy Mulya kepada Radar Cirebon membantah anggapan masyarakat bahwa dengan adanya Embung Sumurkondang, maka desa tetangga bisa bebas dari banjir. “Manfaat embung bukan untuk penanganan banjir ataupun pengendalian banjir. Tetapi untuk konservasi dan mereduksi banjir,” ujarnya kepada Radar Cirebon, kemarin (18/2).
Seperti diketahui, Embung Sumurkondang terletak di wilayah Desa Sumurkondang, Kecamatan Karangwareng. Secara geografis, letak Desa Sumurkondang berada pada koordinat 108 ° 38’ 22.82” BT dan 6° 53’ 22.13” LS.
“Sumber air yang akan ditampung atau ditangkap oleh embung ini, dari salah satu anak Sungai Cisanggarung atau yang dikenal dengan nama Sungai Cikalepu,” tuturnya.
Kondisi Sungai Cikalepu pada musim kemarau mengalami kekeringan dan apabila musim hujan mengalami banjir. Namun tidak berlangsung lama, karena tanah dasar sungainya memiliki tingkat porositas tinggi sebesar 37%, serta kondisi densitasnya 1,8 gr/cm2 berpasir serta berbatu dengan butiran kecil sampai sedang.
“Oleh karena itu, sesuai dengan konsep desain perencanaan Embung Sumurkondang ditujukan untuk mereduksi banjir aliran air Sungai Cikalepu yang menuju Desa Sumurkondang,” ungkapnya.
Heppy membeberkan, Embung Sumurkondang diharapkan dapat berfungsi sebagai tampungan air setelah dasar embung sudah terjadi pemanfaatan akibat sedimentasi, sehingga tidak mengalami kondisi porous.
“Ketersediaan air pada Embung Sumurkondang dengan kapasitas ±40.000 m3 dapat digunakan untuk usaha pertanian saat diperlukan. Mengurangi risiko pertanian akibat kekeringan. Serta meningkatnya kesempatan berusaha tani, terutama pada musim kemarau,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Dusun 2 Desa Blender, Agus Sarkowi mengaku, sangat berharap dengan dibangunnya Embung Sumurkondang menggunakan anggaran Rp8,3 miliar, jadi solusi dan banjir tidak lagi menimpa mereka. “Makanya, waktu ada pembangunan embung supaya desa kami tidak banjir, kami sangat senang dan berharap bisa cepat jadi dan difungsikan untuk pengendali banjir,” tuturnya.
Namun harapan dirinya sirna ketika Sabtu malam lalu, desanya kembali diterjang banjir. “Ini sih sama saja kayak dulu, nggak ada embung. Kalau kayak gini mubazir ya. Anggaran besar untuk bangun embung, tapi tidak bisa berfungsi antisipasi banjir,” pungkasnya. (den)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: