Pemain Spanyol Simpati untuk Tahiti

Pemain Spanyol Simpati untuk Tahiti

IKER Casillas hanya bisa geleng-geleng kepala. Sedangkan Andres Iniesta yang duduk di sebelahnya hanya tersenyum kecut. Casillas dan Iniesta sepertinya tak percaya dengan pemandangan atau suara yang terdengar dari bench Spanyol tempat keduanya duduk di Estadio Maracana, kemarin dini hari WIB (21/6). La Furia Roja -sebutan Spanyol- memang bermain ekselen dan merajalela dengan kemenangan sepuluh gol tanpa balas. Tapi, tetap saja yang dielu-elukan oleh penonton Maracana, yang mayoritas warga Brasil, adalah Tahiti. Yel-yel Vamos Tahiti Vamos Tahiti atau Ayo Tahiti Ayo Tahiti mendominasi seisi stadion, khususnya dari tribun sisi tenggara dan utara. Aplaus pun diterima pemain Tahiti saat mereka memperoleh kesempatan menyerang atau saat sukses melewati sergapan lawan. Kondisi itu berbanding terbalik ketika pemain Spanyol yang menyerang. Santi Cazorla bahkan diteriaki dan diejek ketika menjegal pemain Tahiti. Kartu kuning yang diberikan wasit Djamel Haimoudi asal Aljazair untuk winger Spanyol itu pun disambut dengan tepuk tangan riuh. \"Kami tetap mendukung kalian.\" Lalu \"Kita selalu bersama-sama\", juga bergemuruh meski Fernando Torres baru saja mencetak gol kesembilan La Furia Roja pada menit ke-78. Kiper Tahiti Mickael Roche pun melambaikan tangan ke arah penonton. Di akhir laga, sembari bersimpuh, Roche empat kali membungkuk untuk memberi penghormatan ke empat arah tribun penonton. Penonton pun makin simpatik kepadanya dan memberikan aplaus paling meriah kepada kiper yang bertukar jersey dengan kiper Spanyol Pepe Reina tersebut. Saat diwawancara oleh stasiun televisi seusai laga, Roche dengan mengenakan kostum milik Reina sangat terkesan dengan perlakuan penonton kepadanya. \"Penonton luar biasa,\" teriaknya. Yang dilakukan para pemain Tahiti seusai laga juga menunjukkan tingginya mereka menjunjung fair play. Yakni dengan berbaris memanjang di garis tengah lapangan untuk menyalami para pemain Spanyol. Walhasil, sekalipun kalah supertelak dan harus angkat koper dari turnamen, pemain Toa Aito -sebutan Tahiti- memiliki kebanggaan karena memenangkan hati penonton. Evangelista da Rocha adalah salah satu contoh penonton yang mendadak memilih untuk mendukung Tahiti. \"Saya mendukung Tahiti karena saya menginginkan pertandingan yang berimbang. Sepak bola tidak menarik kalau salah satu tim terlalu kuat,\" kata Eva, sapaan akrab perempuan 23 tahun asal Guaratiba (kota tetangga sebelah barat Rio de Janeiro) itu. Lain lagi dengan alasan Victor Dalme. Remaja yang tercatat sebagai salah satu pemain junior Flamengo (U-18) itu kecewa dengan kebijakan entrenador Spanyol Vicente del Bosque yang memilih mengganti sepuluh dari starting eleven saat laga pertama kontra Uruguay (16/6). Hanya Sergio Ramos yang tetap dimainkan meski hanya setengah babak awal. \"Ini namanya falso Espanhol (Spanyol palsu). Mereka tidak turun dengan tim yang sebenarnya. Saya dan teman-teman saya membayar mahal untuk tiket (pertandingan) agar bisa menonton para pemain hebat seperti Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Cesc Fabregas. Kami berharap bisa mendapatkan ilmu dari skill dan visi mereka saat bermain,\" omel Victor yang datang bersama lima temannya itu. Kecuali Xavi, Iniesta dan Fabregas memang diturunkan Del Bosque sebagai pemain pengganti di 15-20 menit terakhir. Tapi, kedua bintang Barcelona itu memang sepertinya enggan mengeluarkan banyak keringat atau berjibaku di lapangan. (dns)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: