Klub-klub Serie A Potong 30 Persen Gaji Pemain
MILAN - Klub-klub Serie A sedang mempertimbangkan opsi pemotongan gaji bagi para pemain demi kebaikan finansial klub. Hal itu menyusul kompetisi tertinggi sepak bola Italia, Serie A, tengah ditangguhkan karena masifnya penyebaran pandemi virus Corona (Covid-19).
Hingga kemarin, sudah ada lebih dari 41.000 kasus dengan tingkat kematian mencapai 3.405 jiwa. Italia jadi negara kedua terparah setelah Tiongkok terkait kasus Covid-19 ini.
Kompetisi pun harus dihentikan sementara setidaknya sampai 3 April 2020 mendatang. Namun, melihat kondisi yang ada saat ini, masa penangguhan itu sepertinya bisa saja diperpanjang seperti yang sudah dilakukan di Premier League.
Dengan roda kompetisi yang berhenti, klub-klub Serie A tengah menyusun suatu kesepakatan bersama untuk menganjurkan adanya pemangkasan pada gaji pemain kepada Federasi Sepak Bola Italia (FIGC).
Menurut laporan Calciomercato, presiden klub-klub Serie A sudah membahas ini tetapi belum membuat keputusan akhir. Kabarnya, klub-klub Serie A sudah meminta kepada FIGC untuk meminta keringanan memotong 15-30 persen gaji para pemainnya, tergantung dari besaran gajinya.
Karena tidak ada pertandingan yang dimainkan oleh klub, tentunya mereka tidak mendapat pemasukan dari hak siar televisi, tiket pertandingan, dan juga penjualan marchendise. Pemasukan seret akan berimbas kepada pengetatan pengeluaran, khususnya gaji pemain.
Untuk pemain dengan gaji kotor lebih dari €1,5 juta (sekitar Rp25 miliar), mereka akan terkena potongan gaji sebesar 30 persen. Klub yang akan terimbas dari keputusan ini salah satunya adalah Juventus.
Bianconeri –sebutan Juventus- menyumbangkan banyak pemainnya di jajaran 10 besar pemain bergaji besar di Italia. Yakni dengan Cristiano Ronaldo di posisi teratas lewat gaji 30 juta Euro (sekitar Rp512 miliar) per musimnya.
Jika keputusan itu disetujui, maka gaji Ronaldo akan terpotong 9 juta Euro (sekitar Rp153 miliar) pada musim ini. Namun, FIGC akan lebih dulu membicarakan hal ini lebih lanjut dengan asosiasi pemain dan otoritas penyelenggara Serie A.
\"Pemotongan gaji untuk pemain sepak bola tidak boleh dikesampingkan karena olahraga mengatasi dampak penghentian yang disebabkan oleh pandemi virus Corona,\" kata Ketua FIGC, Gabriele Gravina, kepada Radio24.
\"Tidak mungkin tabu untuk membicarakan pemotongan gaji. Kita semua harus paham bahwa kondisi darurat ini berlaku untuk semua orang dan kita pun harus mampu untuk berubah. Kami meminta mereka untuk menunjukkan rasa tanggung jawab yang besar,\" lanjut Gravina.
Sebagai balasan, Presiden Asosiasi Pemain, Damiano Tommasi, sepakat dengan ide pemotongan gaji bagi pemain tersebut demi kebaikan klub serta kompetisi.
\"Keberlanjutan sistem sepak bola selama dan setelah krisis global ini jelas sangat menarik bagi semua orang yang hidup dalam sistem ini, termasuk para pesepakbola,\" ujarnya, dikutip dari ANSA.
\"Kami semua memiliki kepentingan dalam menjaga keseimbangan ekonomi dan untuk alasan inilah kami harus mengevaluasi semua elemen saat ini. Kurangnya pendapatan, penundaan kompetisi, pembatalan acara, kontribusi pemerintah, bantuan federal, dukungan dari lembaga internasional. Semua elemen ini akan memengaruhi para pemain,\" pungkas Tommasi. (der/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: