PPDB Hari Ini Berbarengan, Siswa Luar Kota Daftar Manual

PPDB Hari Ini Berbarengan, Siswa Luar Kota Daftar Manual

KESAMBI- Perubahan pendaftaran PPDB 2013 terus terjadi. Jika sebelumnya pendaftaran untuk siswa berprestasi dan keluarga miskin disamakan waktunya dengan pendaftar online, kali ini pendaftar manual diberikan kesempatan tersebut secara bersamaan dengan pendaftar online. Padahal, dalam petunjuk teknis PPDB disebutkan pendaftar online dimulai Senin (24/6) dan pendaftar manual Rabu (26/6). Ketua II PPDB 2013, H Abdul Haris MPd menjelaskan, pelaksanaan pendaftaran PPDB tahun ini mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal ini akibat kurangnya waktu persiapan yang dilakukan tim panitia. Sebab, untuk perwali saja baru disahkan pada 17 Juni, sementara petunjuk teknis dikeluarkan 19 Juni. \"Waktu kami mepet sekali. Persiapannya tidak banyak,\" ujarnya kepada Radar, Minggu (23/6). Karena itu, pendaftaran PPDB, baik melalui online maupun datang ke sekolah tujuan secara langsung, diubah kembali. Jika sebelumnya pendaftaran online mulai dibuka Senin (24/6) dan pendaftaran langsung ke sekolah dilakukan terhitung Rabu (26/6), oleh tim panitia, diubah menjadi bersamaan. \"Nanti akan ada ralat. Mulai Senin (24/6) bisa daftar online maupun langsung datang ke sekolah,\" ucapnya. Atas perubahan ini, tim panitia PPDB dan disdik tidak mengurangi hak peserta untuk mendaftar. Sebab, ujar Haris, penentuan diterima atau tidak ditentukan saat her registrasi. Di samping itu, untuk siswa berprestasi dan siswa dari keluarga miskin tetap menjadi prioritas dalam registrasi nanti. Sementara Terkait kuota 10 persen untuk warga luar kota, Haris mengungkapkan bahwa tim panitia mengalami kendala dan kesulitan. Yakni, angka yang dimasukkan ke data online harus 14 digit dari nilai UN. Karena itu, tahun ini pendataan untuk siswa luar kota Cirebon dilakukan secara manual. \"Tahun depan diharapkan bisa online. Saya baru dari Bandung (tadi malam, red). Ini keputusannya (data kuota 10 persen luar kota dimasukan secara manual, red). Besok (hari ini, red) akan ada ralat untuk itu,\" terangnya. Terkait siswa miskin warga Kota Cirebon, Haris menegaskan tetap menjadi prioritas. Karena itu, disdik menyediakan 20 persen dari 90 persen daya tampung di sekolah tujuan untuk diberikan kepada siswa baru dari keluarga miskin. Namun, lanjut Haris, tetap mengedepankan sistem nilai NEM. Sebagai contoh, dalam satu sekolah misalnya menampung siswa baru dari keluarga miskin sebanyak 26 orang (hitungan 20 persen dari 90 persen kuota untuk warga Kota Cirebon di setiap sekolah, red), maka jumlah itu tidak bisa diganggu untuk selain mereka. Jika pendaftar dari keluarga miskin mencapai 30 calon siswa baru, disdik menggunakan sistem gugur dengan peringkat nilai NEM. “Urutan 27 sampai 30, otomatis gugur dan disilakan mencari sekolah lain,” terangnya. Sebaliknya, jika dalam satu sekolah terdapat kuota untuk keluarga miskin sebanyak 26 dan ternyata pendaftar dari keluarga miskin hanya 20 orang, otomatis seluruh pendaftar keluarga miskin akan masuk sebagai siswa baru di sekolah tersebut. Selanjutnya, enam kursi yang tersisa akan dilelangkan untuk jalur PPDB umum warga Kota Cirebon. Dengan demikian, kata Haris, mengakomodir keluarga miskin yang memiliki potensi akademik dan sekaligus mengakomodir warga Kota Cirebon mengenyam pendidikan lebih di kota sendiri, sudah dilakukan oleh disdik. Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon, Edi Suripno SIP menjelaskan Perwali PPDB 2013 menjadi acuan utama dalam pelaksanaan PPDB tahun ini. Tidak banyak yang berbeda dengan perwali sebelumnya. Hanya saja, dalam Perwali 2013 mengakomodir siswa berprestasi dan keluarga miskin. “Silakan diterapkan dengan baik. Kita (dewan, red) tinggal melakukan pengawasan saja,” ucapnya. Untuk pengawasan tersebut, Edi akan berkoordinasi dengan komisi C untuk membagi tugas dalam mengunjungi sekolah-sekolah. “Kita sudah dengar pendapat dengan disdik dan kepala sekolah. Koordinasi selama ini berjalan baik,” tukasnya. Terpenting, kata dia, warga Kota Cirebon dapat bersekolah di daerahnya sendiri. Edi berpesan, orang tua tidak harus berdesakan di satu sekolah. Sebab, semua sekolah negeri memiliki program sama. (ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: