Acep Temui Warga Terdekat Eks RS Bersalin Citra Ibu
KUNINGAN– Bupati H Acep Purnama SH MH mulai berkeliling menemui warga yang berada di sekitar kawasan eks RS Bersalin Citra Ibu Kuningan. Kedatangan Bupati Acep ini untuk meredakan kepanikan warga setempat, terkait rencana pemerintah daerah untuk menjadikan eks RS Bersalin Citra Ibu sebagai rujukan penanganan virus corona (Covid-19).
“Ya ini sehubungan dengan eks RS Citra Ibu, akan dimanfaatkan kembali oleh pemerintah daerah dalam rangka antisipasi penanganan Covid-19,” kata Bupati Acep saat ditemui awak media usai bertemu dengan warga Perumahan Taman Ciharendong Kencana, kemarin (25/3).
Bupati menganggap hal wajar jika warga di Perumahan Taman Ciharendong Kencana ada kekhawatiran. Sebab memang penularan virus corona ini cukup cepat terhadap seseorang. “Hal ini wajar jika warga penghuni di Ciharendong Kencana ada kekhawatiran, karena wabah ini kan merebak, menular, dan lain sebagainya. Jadi saya sosialisasi di sini dalam rangka menenangkan warga,” papar Bupati Acep.
Namun bupati menjamin, telah membuat perencanaan dan pelaksanaan secara matang, jika nanti eks RS Citra Ibu benar-benar berfungsi, maka tidak akan merugikan masyarakat. “Saya jamin, kita membuat perencanaan dan sampai pelaksanaan nanti kalau ini berfungsi, tidak akan merugikan masyarakat, dan tidak akan menyebarkan virus itu. Kita juga sudah punya ukurannya terkait dengan penyebarannya, termasuk isolasinya, karena ini bekas rumah sakit jadi lebih mudah kita mengolah, sebab sudah sesuai standar operasionalnya,” tegas Acep.
Misalnya saja, kata Acep, seperti instalasi pengolahan air limbah (IPAL) rumah sakit hingga penataan ruangan isolasi yang tertutup, dan tidak menyatu dengan lingkungan setempat.
Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kuningan dr Asep Hermana SpB FINANCS FICS MM menambahkan, bahwa virus corona ini bukan penyakit yang ditularkan melalui udara atau airborne desease. Namun ditularkan melalui droplet dari bersin atau batuk penderita yang menempel ke organ pernafasan baik mulut atau mata orang lain.
“Jadi nanti ruang isolasi pasien ini akan dirancang ketat dan aman. Hanya petugas khusus saja yang boleh masuk,” paparnya.
Meski bukan penyakit menular melalui udara, pihaknya bekerja keras, agar rumah sakit dilengkapi folter udara dari ruang isolasi. Udara itu akan disterilisasi melalui filter elektronik dengan panas ratusan derajat sebelum dibuang keluar. “Rumah sakit ini akan dipasang alat netralisir ventalisasi udara, agar udara yang keluar tidak langsung keluar alam bebas. Ada instalasi 1.500 watt dengan panas 800 derajat melalui dua sistem sterilisasi,” pungkasnya. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: