Incar Adik, yang Dihabisi Kakaknya

Incar Adik, yang Dihabisi Kakaknya

Kasus Pembunuhan Warga Pulasaren Direkonstruksi CIREBON - Kasus pembunuhan terhadap Tommy (37), warga Pulasaren, Gg Krandon  yang terjadi 3 Maret 2007, direkonstruksi di halaman Mapolres Cirebon Kota, kemarin (6/10). Dua tersangka Asgodi dan Endi, dihadirkan langsung untuk memeragakan aksi kejam mereka. Dari hasil rekonstruksi terkuak alasan Asgodi dan Endi membunuh korban. Alasannya sepele, sakit hati (dendam) karena dipalak. Terungkap pula bahwa keduanya salah sasaran. Mereka justru menghabisi Tommy. Padahal yang diincar adalah Lesmana. Tommy dan Lesmana adalah kakak beradik. Asgodi yang sehari-harinya sebagai juru parkir adalah otak pembunuhan. Dia mengaku sakit hati. Karena, pada 3 Maret 2007 (siang hari, red), dia dipalak oleh Lesmana. Dia mengaku dipukul karena telat memberikan apa yang diminta Lesmana (rokok). Tindakan Lesmana ini membuat Asgodi sakit hati. Dia menemui teman-temannya untuk melakukan aksi balas dendam. Selain Asgodi dan Endi, ada juga dua pelaku lain yang sampai saat ini masih buron dan terus dalam perburuan. Setelah rencana aksi balas dendam disusun secara matang, malam harinya sekitar pukul 20.00, Asgodi bersama ketiga temannya mendatangi Lesmana. Asgodi menunggu di Gang Sarabau, sedangkan Endi dan dua temannya menuju korban yang saat itu berada di warung. Tanpa basa-basi mereka menghajar kepala bagian belakang korban (Tommy) dengan parang. Nunung, istri korban yang saat itu tidak jauh dari lokasi kejadian, langsung merangkul suaminya. Namun, para pelaku terus mengayunkan sajam hingga usus korban terburai. Kapolres Cirebon Kota AKBP Herukoco MSi melalui Kasat Reskrim AKP Hendry Soelistiawan menjelaskan, para pelaku dijerat pasal berlapis yaitu 340 jo 170 jo 351 ayat 3 KUHPidana tentang Pembunuhan Berencana dengan ancaman hukuman 9 tahun penjara. “Saat ini kami fokus memburu dua pelaku yang masih kabur,” ujar Hendry. Sementara itu, keberhasilan penyidik Polres Cirebon Kota menangkap 2 orang pembunuh Tommy, membuat keluarga korban lega. Winarti, ibu korban yang menyaksikan rekonstruksi itu mengaku lega. “Saya bersyukur akhirnya dua pelaku berhasil ditangkap. Semuanya saya serahkan saja ke polisi  untuk diproses sesuai dengan hukum yang berlaku,” tandas Winarti. Menurut dia, persoalan itu sebenarnya bermula dari hal yang sepele, yakni hanya permintaan rokok. Dia mengaku tak habis pikir, hanya karena persoalan sepele tersebut anaknya menjadi korban pembunuhan. Nunung, istri korban mengaku terpukul atas musibah terbunuhnya sang suami di tangan orang-orang yang selama ini sudah cukup dikenalnya. Yang membuat dia masih shock dan teringat kejadian tragis itu, saat suaminya dibacok oleh pelaku, dirinya sempat memeluk suaminya dan memohon ke para pelaku untuk menghentikannya. Tetapi mereka tidak menghiraukan. “Saat kejadian kebetulan saya tidak jauh dengan suami saya yang memang sedang berjualan es dan makanan kecil setiap harinya. Padahal setahu saya suami tidak memiliki musuh. Suami saya jadi korban salah sasaran pembunuhan,” ujar dia sedih. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: