Sunjaya: Demi Tuhan Rekomendasi Sudah Ada di Saya

Sunjaya: Demi Tuhan Rekomendasi Sudah Ada di Saya

CIREBON – Sehari menjelang penutupan pendaftaran ke KPU, siapa yang akan menjadi calon bupati dan wakil bupati Cirebon dari PDIP masih menjadi tanda tanya besar. Meskipun sejak sore kemarin sudah beredar bahwa DPP PDI Perjuangan (PDIP) telah memilih paket Sunjaya Purwadi-Tasiya Soemadi Algotas (Jago), namun informasi itu masih terus berubah hingga dini hari tadi. Foto surat rekomendasi yang tiba-tiba beredar luas via Blakberry Messenger (BBM) pun masih diragukan keabsahannya oleh sejumlah pihak. Keterangan yang dihimpun radarcirebon.com hingga pukul 01.30 dini hari tadi, surat DPP PDIP yang merekomendasikan Sunjaya Purwadi dan Tasiya Soemadi Algotas tersebut masih disangsikan kebenarannya. Ini karena salinan surat rekomendasi hanya berupa fotocopy-an. Selain kop surat yang berwarna gelap, tanda tangan kedua pejabat DPP PDIP ini tampak tidak menggunakan tinta ballpoint. Sedangkan cap partai berlambang banteng moncong putih juga berwarna gelap seperti fotocopy. “Ini seperti fotocopy yang direkayasa oleh pihak tertentu untuk memperkeruh suasana politik di Kabupaten Cirebon, kita tetap menunggu pengumuman resmi dari DPC saat rakercabsus hari ini (26/6),” tegas salah seorang kader PDIP dari wilayah timur yang dihubungi radarcirebon.com Rabu (26/6). Tensi politik soal paket pasangan bupati dan wakil bupati dari PDIP memang semakin panas. Salinan surat rekomendasi atas nama H Sunjaya Purwadi dan H Tasiya Soemadi Algotas beredar di dunia maya dan melalui pesan singkat Blackberry Messenger (BBM). Bahkan, beberapa di antaranya juga memasang profile picture surat rekomendasi ini.   *YAKIN ASLI   Banyak pihak tetap menganggap surat yang kini beredar luas tersebut merupakan rekomendasi asli dari DPP PDIP. Bahkan, sumber Radar di kalangan elite partai menjelaskan dengan gamblang soal turunnya surat rekomendasi tersebut. Diceritakan, rekomendasi turun pada pukul 22.00 WIB Senin malam (24/6). Salah satu anggota DPP PDIP yang namanya enggan dikorankan tersebut menyebutkan, setelah melalui proses yang panjang, akhirnya pasangan Jago-lah yang dinilai pantas. Menurutnya, walaupun pasangan Sunjaya bukan murni kader PDIP tapi dia sudah all out membesarkan nama PDIP di Kabupaten Cirebon. Sebagai bukti, berbagai atribut dan kelengkapan sosialisasi hingga ke grass root (akar rumput) turut memperkenalkan PDIP. Sementara, Gotas dipilih menjadi wakil, karena berdasarkan pertimbangan dan masukan dari para kader PDIP. Diakuinya, nama Gotas bisa mewakili partai, meskipun diposisikan menjadi wakil. \"Iya mereka berdualah yang direkomendasi,\" tandasnya. Rekomendasi yang telah ditandatangani Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo itu memang belum bisa diumumkan resmi sebelum rapat kerja cabang khusus (rakercabsus) digelar. \"Belum bisa diumumkan karena banyak pertimbangan yakni menjaga kondusivitas dan antisipasi calon lompat pagar. Tapi yang pasti mereka berdua,\" katanya. Terpisah, ketua DPC PDIP Tasiya Soemadi Al Gotas masih malu-malu membuka kepada media. Gotas menjelaskan pasangan yang diusung PDIP ini akan mendaftar ke KPU setelah rapat kerja cabang khusus (rakercabsus) yang dihadiri oleh seluruh elemen partai mulai dari pengurus DPC PDIP Kabupaten Cirebon, pengurus PAC PDIP se-Kabupaten Cirebon, pengurus Ranting se-Kabupaten Cirebon, para caleg dan anggota DPRD Kabupaten Cirebon. “Agenda utamanya adalah pembacaan surat rekomendasi dari DPP PDIP,” tuturnya. Surat rekomendasi tersebut sudah ada di Cirebon dan tersimpan rapat oleh dirinya. “Rekomendasi sudah ada di tangan saya, tinggal dibacakan saja oleh H Mustofa sebagai sekretaris DPC PDIP Kabupaten Cirebon,” katanya. Saat kembali disinggung mengenai bocoran siapa yang akan mendapatkan rekomendasi, Gotas mengungkapkan bahwa yang menerima adalah Ketua DPC PDIP Kabupaten Cirebon karena secara hirarki organisasi yang berhak menerima adalah pucuk pimpinan di tingkat kabupaten/kota. “Kalau isinya saya tidak tahu, tapi yang pasti dari empat nama yang selama ini sudah santer diberitakan dua di antaranya yang berhak mendapatkan rekomendasi tersebut,” ungkapnya. Lebih spesifik lagi mengenai inisial orang tersebut, Gotas kembali ngeles bahwa semuanya masih berpeluang. Namun, ia pun memberi sinyalemen jika yang mendapatkan rekomendasi adalah inisial pasangan Jago. “Jago atau Jadi, yang pasti Jago lah,” ucapnya berkelakar. Berbeda dengan Gotas yang masih tertutup, Sunjaya Purwadi dengan terang-terangan menyatakan sumpah membenarkan bahwa rekomendasi jatuh pada dirinya. \"Iya terima kasih banyak, Demi Tuhan secara langsung rekomendasi sudah ada di saya,\" ucapnya.   * DIAKUI PARTAI LAIN Turunnya rekomendasi PDIP kepada Sunjaya Purwadi-Tasya Soemadi Algotas juga dibenarkan oleh petinggi sebuah partai. Salah seorang elite partai besar yang namanya minta tidak dikorankan mengatakan, telah bertemu langsung dengan Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo. Saat bincang-bincang di gedung DPR itu, dirinya mendapat jawaban dari Tjahjo Kumulo bahwa rekomendasi diberikan kepada pasangan Sunjaya-Gotas.   * CALON LAIN KOMPLAIN Klaim keluarnya rekomendasi Jago mendapat komentar dari Sutrija, calon bupati PDIP lainnya. Dia membeberkan ada beberapa aturan yang telah ditabrak oleh DPP PDIP. Di dalam AD/ART PDIP No. 031 menyatakan bahwa bakal calon yang akan mendaftar bupati Cirebon harus mengundurkan diri dari jabatan, di antaranya sebagai ketua DPRD. “Kemudian, selama ini PDIP dikenal komitmen terhadap kader murni, sedangkan yang mendapatkan rekomendasi bukan kader murni apalagi kader lompat indah. Ini omongan orang lain, banyak sekali yang bilang seperti itu, saya sangat menyayangkan itu. DPP telah menabrak semua aturan, sebenarnya bukan itu saja,\" jelasnya. Masih kata dia, calon bupati Cirebon lainnya yakni H Djakaria Machmud pun sudah sangat pasti merasa dikhiananti dan dizalimi. Pasalnya pada saat deklarasi untuk maju sebagai bupati Cirebon lewat PDIP beberapa waktu lalu, Gotas dengan terang-terangan pernah berjanji mau maju asalkan menjadi wakil Djakaria. “Ingat nggak, waktu deklarasi Pak Gotas bilang apa, saya hanya mau dengan Djakaria, kalau tidak dengan Pak Djakaria saya lebih baik tidak maju? Apakah ini bukan suatu penghianatan. Saya sebenarnya orangnya masa bodoh, dan sangat konsisten dengan janji atau aturan. Kemarin malam saya bilang ke Pak Djakaria, saya sih pak sudah legowo tidak dapat rekom, masih banyak yang harus saya kerjakan. Sedangkan Pak Djakaria sudah jelas-jelas untuk kedua kalinya dikhianati,\" paparnya. (via/jun)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: