Para Kades di Kuningan Pantau Warga Perantau yang Mudik
KUNINGAN – Membeludaknya para perantau dari kota-kota besar mudik ke Kuningan, menjadi pekerjaan tambahan bagi pemerintah desa (pemdes). Atas instruksi bupati sejak beberapa waktu lalu, terpaksa harus disibukkan dengan pendataan warganya yang baru datang dari rantau.
Beberapa kepala desa (kades) pun mengaku telah mengerahkan seluruh perangkatnya untuk mendata warga perantauan yang baru datang. Kepala Desa Cibulan, Kecamatan Kalimanggis, Iwan Gunawan, mengatakan, telah turun tangan melakukan pendataan terhadap warga perantau yang baru pulang.
Pendataan dilakukan para kadus dan ketua RT ke rumah-rumah warga, khususnya perantau yang baru datang dari kota-kota besar seperti Jakarta, dan sekitarnya.
“Kita melakukan pendataan melalui kepala dusun masing-masing, di mana kepala Dusun dan RT setempat mendata dan mendatangi rumah-rumah perantau yang datang,” kata Iwan.
Jika ada yang bergejala seperti batuk, demam dan lainnya, maka petugas akan langsung menerjunkan bidan desa untuk memeriksa warga tersebut. Selanjutnya akan diarahkan untuk diperiksakan ke puskesmas terdekat.
“Kalau ada (perantau) gejala sakit, langsung ditangani bidan desa dan diarahkan untuk pengobatan lanjutan ke puskesmas. Sampai hari ini (kemarin, red) perantau yang datang ke Desa Cibulan sebanyak 80 orang. Setiap perantau yang datang diberi edukasi untuk isolasi mandiri selama 14 hari,” tutur Iwan, seraya menambahkan pihaknya juga sudah melakukan penyemprotan massal disinfektan.
Hal senada disampaikan Kepala Desa Widarasari Kecamatan Kramatmulya, Farhan Abdullah Syafi’i. Ia menjelaskan, untuk perantau yang baru datang ke desanya langsung didata dan diberi pengarahan agar langsung mengisolasi diri di rumah masing-masing.
“Untuk perantau yang baru datang langsung diberikan pengarahan untuk mengisolasi diri di rumah masing-masing selama 14 hari,” sebut Farhan.
Farhan yang merupakan kades muda di Kuningan ini, menjelaskan pendataan perantau di desanya dilakukan dengan cara mendatangi langsung ke rumah masing-masing, serta ada pula perantau yang berinisiatif datang ke balai desa untuk melaporkan diri.
“Ada yang didatangi ke rumah dan ada juga yang langsung datang ke balai desa. Semua RT dan RW terus memantau keadaan di lingkungan sekitar. Sampai sekarang sudah ada 32 orang perantau yang datang,” ujarnya.
Langkah cepat juga dilakukan Pemdes Bojong Kecamatan Kramatmulya. Kepala Desa Bojong Adnan mengutarakan, warga perantau Desa Bojong yang baru datang hingga sudah mencapai 95 orang.
“Mungkin hampir sama (pendataan warga perantau yang baru datang) sesuai arahan dari puskesmas dan pihak terkait. Sampai hari ini (kemarin, red) tercatat 95 orang warga yang datang dari rantau,” tuturnya.
Sejak beberapa hari lalu, pihaknya aktif menyampaikan pengumuman agar setiap warga perantau yang pulang ke desanya segera melapor ke aparat desa. Selanjutnya ia pun menginstruksikan agar warga perantau yang baru datang untuk mengkarantina diri di rumah hingga 14 hari ke depan.
“Kita bikin pengumuman agar setiap (warga rantau) yang datang lapor ke aparat desa terdekat, habis itu diberikan arahan agar mereka mengkarantina diri atau diam di rumah selama 14 hari. Kalau ada yang sakit, harap menghubungi bidan desa. Sejauh ini yang terindikasi sakit, kita datangi ke rumahnya untuk diperiksa,” sebut Adnan. (muh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: