Program Tajug Ingsun, Diadakan di Harjamukti

Program Tajug Ingsun, Diadakan di Harjamukti

CIREBON- Program Tajug Ingsun Radar Cirebon bersama Sanlex, Kamis (27/6), diadakan di Musala Al-Hidayah, Permata Harjamukti RT 07, RW 15, Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti. Musala yang dibangun tahun 2004 ini termasuk salah satu musala yang hidup, tak hanya salat berjamaah, tapi juga diramiakan dengan kegiatan keagamaan seperti marhabanan, manaqiban, yasinan, dan juga merangkap sebagai Tempat Pengajaran Alquran (TPA) untuk anak-anak. Ketua DKM Al-Hidayah, H Kuswandi (58), mengatakan, pihaknya menyambut baik dengan adanya program Tajug Ingsun dalam mengecat dan menghiasi musala menjelang bulan Ramadan. Apalagi ia mengaku, DKM memang sedang merencanakan untuk memperbaiki musala, terutama di ruangan TPA. \"Progam ini sangat tepat karena kita juga sedang butuh untuk perbaikan musala menjelang Ramadan,\" ungkapnya. Aktivitas warga dalam menjalankan ibadah, lanjut Kuwandi, sangat kondusif. Tidak ada perpecahan akibat adanya aliran dan paham yang berbeda. Musala juga tidak dimonopoli untuk satu golongan saja. \"Ambil contoh saat Salat Tarawih, kita semua berjamaah di musala, walaupun ada yang melaksanakannya 11 rakaat atau 23 rakaat. Mau ikut yang 11 atau 23, semua melakukannya dengan kondusif,\" katanya. Sampai saat ini, kata Kuswanid, tidak terdapat perpecahan ataupun perselisihan mengenai perbedaan pandangan tersebut. \"Intinya kita saling menghargai satu sama lainnya,\" ucapnya. Musala yang dibangun di atas tanah sisa developer ini, ujar Kuswandi, dulunya sempat akan dijadikan sarana olahraga. Dikatakan, mengingat kepentingan sarana ibadah belum ada, maka warga sepakat untuk membangun musala dengan dana swadaya. Di tahun 2008, pihak DKM baru mendapat bantuan dana dari pemkot, sebesar Rp 25 Juta. Uang itu digunakan untuk merehab dan menambah bangunan musala. Hingga saat ini musala tersebut bisa menampung sekitar 100 orang jamaah. Kuswandi mengaku peran remaja dan anak muda dalam meramaikan musala sangatlah penting. Untuk itu, ia ingin membentuk remaja musala, sebagai sarana aktivitas keagamaan bagi anak muda. \"Di sini sendiri kan kebanyakan anak-anak yang belajar Alquran. Nanti setelah mereka remaja, kita ingin mereka juga tak lepas dari aktivitas di musala,\" ungkapnya. (jml)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: