Petinggi PDIP Marah, Anggap Sikap Pendopo Tak Beretika
CIREBON - Sikap keras kembali ditunjukkan para petinggi PDIP atas sikap keluarga Bupati Cirebon Drs H Dedi Supardi MM yang memilih menyeberang ke partai lain. Ketua DPD PDIP Jawa Barat Letjen (Purn) TB Hasanudin mengatakan, langkah yang diambil keluarga pendopo sangat tidak beretika. Kepada sejumlah wartawan, TB Hasanudin mengatakan, pembelotan yang dilakukan keluarga pendopo yang mengusung Sri Heviyana dari parpol di luar PDIP, sudah ia laporkan ke Ketua Umum DPP PDIP Hj Megawati Soekarnoputri. “Saya sudah tahu dan langsung melapor ke Bu Mega,” ungkapnya kepada Radar saat tiba di Kantor DPC PDIP Kabupaten Cirebon, kemarin. Pria yang saat ini menjadi anggota DPR RI ini menegaskan, PDIP merupakan partai ideologi. Jabatan presiden, gubernur, bupati/wali kota bukanlah tujuan utama dari perjuangan partai tetapi yang paling utama adalah menyejahterakan masyarakat. “Tujuan kami adalah menyehajterakan rakyat, tanpa harus menduduki jabatan politis. Sehingga, tidak mesti jadi bupati kalau memang benar-benar kader PDIP yang berjuang untuk rakyat,” ujarnya. Dia mengakui, dalam era demokrasi seperti sekarang ini, semua orang berhak mencalonkan diri sebagai pemimpin. Namun, tetap menjunjung norma-norma, terutama norma politik. Artinya, partai jangan hanya dijadikan kendaraan politik sesaat, kemudian ditinggalkan begitu saja. “Hari ini dipakai, besok pakai yang lain, teriak-teriak menjelekkan kendaraan sebelumnya. Tentu hal ini tidak etis,” ucapnya. Jika hanya sekadar menjelek-jelekkan kader secara personal, bagi TB hal tersebut tidak menjadi persoalan, karena itu urusan masing-masing. Namun, jika yang dijelek-jelekkan adalah institusi partai, maka akan berhadapan dengan seluruh kader. “Jangan membangunkan macan yang tengah tidur, karena bisa jadi akan memakan dirinya sendiri. Kalau mau buka-bukaan, saya lebih tahu,” tegasnya. Diakui, sebenarnya PDIP sudah cukup loyal dengan Drs H Dedi Supardi MM dengan mengawal sejumlah kebijakan selama memimpin Kabupaten Cirebon dalam kurun waktu 10 tahun. Namun ternyata loyalitas tersebut dibalas dengan pembelotan hanya karena istrinya tidak mendapat rekomendasi dari DPP PDIP sebagai calon bupati atau wakil bupati Cirebon. Bahkan, berdasarkan data-data yang diperolehnya ketika pemilukada Provinsi Jawa Barat, ternyata tidak mendukung pasangan calon gubernur yang direkomendasi DPP PDIP. “Kalau kader, saya pasti pecat. Saya perintahkan Fraksi dan DPC PDIP Kabupaten Cirebon untuk cabut dukungan terhadap pemerintahan Drs Dedi Supardi MM,” bebernya. Kemudian, ia pun memerintahkan kepada satgas partai untuk segera membersihkan baliho atau alat peraga sosialisasi lain milik Hj Sri Heviyana Supardi yang masih terdapat logo atau atribut PDIP-nya. “Saya melihat masih banyak baliho, saya minta turunkan,” ungkapnya. Saat disinggung mengenai langkah konkret strategi memenangkan pasangan Sunjaya-Tasiya Soemadi (Jadi), pihaknya akan melakukan analisa selama 1 minggu terhadap sejumlah aspek. Setelah satu minggu, ia akan membeberkan peluang kemenangan. “Kita lihat dulu dinamika politik yang ada,” terangnya. Terakhir, langkah pemenangan selanjutnya adalah melakukan konsolidasi dari berbagai kekuatan politik, baik yang ada di internal PDIP maupun kalangan eksternal, ditambah memadukan dua kepribadian dan latarbelakang dua orang yang dipasangkan. “Saya pikir dua orang ini sangat pas dan optimis bisa menang,” pungkasnya. Sebelumnya, Bupati Cirebon Dedi Supardi menyatakan tidak gentar disanksi, bahkan dipecat sekalipun dari PDIP atas pilihan politik keluarganya yang mencalonkan Sri Heviyana sebagai bupati dari parpol di luar PDIP. “Saya tidak takut dengan PDIP, kalau mau dipecat juga mangga, toh saya ini sudah dua periode jadi bupati kok,” jelas Dedi. Dedi pun berani bersumpah akan sepenuhnya mendukung dan mengusung istrinya, Sri Heviyana sebagai calon bupati dari Partai Hanura dengan pasangannya H Rakhmat SE. “Kenapa harus pilih yang lain, kan ada istri saya yang maju. Jadi saya dukung, karena itu bagian dari keluarga saya,” terangnya. (jun) FOTO: MOHAMAD JUNAEDI/RADAR CIREBON KOMPAK. Ketua DPD PDIP Jawa Barat TB Hasanudin bersama calon bupati-wabup yang diusung PDIP, Sunjaya-Gotas saat acara konsolidasi di DPC PDIP Kabupaten Cirebon, kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: