LSM Beraksi di PPDB, Beri Jaminan Masuk SMPN 1
KEJAKSAN- Kekhawatiran banyak pihak akan terjadi aksi titip-menitip siswa dalam proses PPDB 2013 menjadi kenyataan. Kemarin, koran ini menjumpai salah satu pengurus parpol dan juga pengurus LSM, Ahmad Sofyan, terang-terangan memberikan janji kepada salah satu orang tua murid agar sang anak bisa masuk di SMPN 1 Cirebon. Pantauan Radar, Sofyan tampak berbicara serius dengan salah seorang ibu yang mengendarai mobil. Sofyan dengan percaya diri memastikan kepada ibu tersebut jika anaknya akan diterima di SMPN I Cirebon. “Sudah, tenang saja. Ini sih saya jamin lulus,” tegas Sofyan. Ibu tersebut kemudian menyerahkan bukti berkas pendaftaran secara online, termasuk menyerahkan fotokopi KTP dan fotokopi kartu keluarga. Sang ibu lantas meminta kepada Sofyan untuk membantu anaknya yang sudah lulus dari salah satu SD negeri di Jl Kartini untuk bisa lolos ke SMPN I Cirebon. Sofyan menjelaskan saat ini banyak masyarakat yang mendatangi dirinya dan meminta bantuan supaya anaknya lolos PPDB ke sekolah tertentu. Karena mereka ingin dibantu, Sofyan mengaku tidak bisa menolak dan siap menampung keinginan para orang tua. Tapi dia memastikan tetap mengacu pada nilai ujian nasional (NUN) siswa. Kalaupun ada kekurangan yang tak terlampau jauh (jumlah NUN) maka Sofyan mengatakan siap memberikan bantuan. “NUN sih 26,50. Ini hanya jaga-jaga, khawatir tidak lolos. Kalau tidak lolos kan bisa dibantu,” ujar ibu itu. Apa yang dilakukan Sofyan tentu berbeda dengan pernyataan pengurus Demokrat yang juga Ketua DPRD Kota Cirebon HP Yuliarso BAE. Yuli-sapaan akrab Yuliarso, mengatakan, seluruh anggota dan jajaran fraksi Demokrat dilarang melakukan aksi titip-menitip pada PPDB 2013 ini. \"Dalam bentuk apa pun. Termasuk intervensi, itu tidak boleh,\" tegasnya. Perintah ini, kata Yuli, disampaikan langsung oleh Ketua DPC Demokrat Kota Cirebon yang juga Wakil Wali Kota Cirebon Drs Nasrudin Azis SH. Langkah ini sebagai wujud nyata perubahan dalam pemerintahan Ano-Azis. ADA KEKELIRUAN Sementara itu, ada beberapa kekeliruan selama proses PPDB online untuk kuota reguler. Data yang dihimpun Radar, terdapat satu nomor pendaftaran untuk dua nama. Hal itu terjadi pada sejumlah pendaftar di beberapa sekolah. Menurut salah seorang sumber Radar, kekeliruan itu terjadi saat mendaftar. Namun, tidak lama setelah proses pendaftaran berjalan dan dilakuakan pengecekan ulang, nomor pendaftaran menjadi atas nama orang lain. “Jadi satu nomor pendaftaran dua nama,” ujarnya, kemarin. Mendapati hal tersebut, dirinya sudah menghadap pihak dinas pendidikan. Alasan yang didapat adalah karena gangguan server, kala pendaftaran sedang berjalan. “Sekarang sudah selesai sih, sudah kembali diperbaiki datanya. Katanya saat itu karena servernya rusak,” ujarnya. Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon Drs Anwar Sanusi MSi mengaku baru mengetahui permasalahan itu. Namun sepengetahuannya, kecil kemungkinan satu nomor pendaftaran berlaku untuk dua orang. “Sepertinya tidak mungkin ada duplikasi nomor pendaftaran tersebut, karena nomor pendaftaran kan setiap siswa berbeda-beda. Sistemnya sudah mengatur seperti itu. Coba untuk lebih jelasnya bisa tanya tim teknis Telkom,” katanya. Sementara itu, dihubungi melalui sambungan telepon, perwakilan tim teknis Telkom, Rini menjelaskan, gangguan server memang sempat terjadi saat awal pelaksanaan PPDB di mulai. Pada tanggal 24 Juni server utama sempat gangguan, sehingga harus dialihkan ke server back up Surabaya. Kemudian pada tanggal 26 Juni, situs PPDB kemudian dikembalikan ke server utama. “Kalau gangguan memang saat awal sempat gangguan, dan di-back up dari Surabaya. Kemudian tanggal 26 kembali ada perpindahan server, tapi sampai sekarang sudah tidak ada gangguan lagi,” jelasnya. Terkait nomor pendaftaran yang dobel pun, Rini menilai hal itu kemungkinan kecil terjadi. Karena, sistem sudah mengatur sedemikian rupa untuk nomor pendaftaran. Hingga saat ini pun, diakui Rini belum ada keluhan terkait nomor pendaftaran yang rangkap itu. “Kalau memang ada datanya bisa dikroscek lagi ke tim aplikasi, dan secara sistem tidak mungkin terjadi,” ujarnya. Diakuinya pula, hingga saat ini tidak ada laporan terkait dobel nomor pendaftaran itu. (abd/kmg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: