Tiadakan Tarawih, Sore Hari Petilasan Sunan Kalijaga Masih Jadi Daya Tarik

Tiadakan Tarawih, Sore Hari Petilasan Sunan Kalijaga Masih Jadi Daya Tarik

Menjelang waktu berbuka puasa, warga antusias untuk menyaksikan kawanan monyet di Situs Keramat Petilasan Sunan Kalijaga. Meski sedang diberlakukan PSBB, namun masih ada pengunjung. Menghabiskan sore sambil menunggu azan maghrib.

KHOIRUL ANWARUDIN, Cirebon

PARA pengendara motor yang melintas menyempatkan diri berhenti sejenak. Beberapa pengunjung bahkan sengaja mengajak anak-anaknya melihat kawanan kera ekor panjang yang mendiami hutan di kawasan tersebut. Bahkan ada pula pengunjung yang membawa makanan sendiri dari rumah untuk disuguhkan kepada monyet monyet tersebut.

Salah seorang pengunjung, Rahmat, mengatakan, sudah menjadi kebiasaan saat melintas di kawasan situs yang

ada di Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, itu dirinya menyempatkan untuk berhenti sejenak. Terlebih saat bulan puasa seperti ini. Ia bisa memanfaatkannya untuk menghabiskan waktu sore. “Hitung hitung jalan jalan. Bawa anak, daripada rewel di rumah,” ujarnya, Kamis (7/5).

Menurut Raden Edy, juru kunci atau kuncen Petilasan Sunan Kalijaga, kawanan monyet yang menjadi daya tarik warga yang melintas itu telah mendiami kawasan itu sudah cukup lama. Meski belum jelas berapa jumlah total monyet di kawasan tersebut. Belum ada yang secara pasti pernah menghitung jumlahnya.

Ada kepercayaan yang menyebutkan kalau jumlahnya 99 sesuai dengan jumlah asmaul husna. “Tidak ada yang tahu, karena susah menghitungnya. Ada yang mati, ada yang punya anak. Tapi ada yang bilang jumlahnya 99,” kata Edy, kemarin.

Adapula mitos yang berkembang mengatakan bahwa kawanan monyet itu adalah murid-murid Sunan Kalijaga yang dikutuk karena lalai meninggalkan Salat Jumat. Tapi,  menurut Edy, kebenaran kisah tersebut banyak yang meragukan. “Yang pasti, keberadaan kawanan monyet ini telah ada jauh sebelum adanya pemukiman penduduk,” ucapnya.

Selain kawanan monyet ekor panjang, sebenarnya di lokasi tersebut juga terdapat petilasan yang diduga merupakan tempat persinggahan Sunan Kalijaga. Adapula yang mengatakan bahwa tempat itu merupakan makam Sunan Kalijaga.

Selain itu, terdapat pula masjid keramat yang hingga saat ini masih digunakan warga sekitar untuk menunaikan salat berjamaah. Meskipun saat Ramadan seperti saat ini tak menggelar Salat Tarawih berjamaah karena adanya wabah Covid-19.

Sebelum adanya pandemi Covid-19, kata Edy, biasanya ramai didatangi oleh pengunjung. Terlebih pada bulan- bulan tertentu. Seperti saat bulan mulud. Biasanya puluhan bus membawa jamaah dari luar kota datang setiap hari saat malam pelal.

“Kalau di bulan mulud, biasanya banyak dari luar kota untuk berziarah di Situs Kramat Petilasan Sunan Kalijaga. Bulan syawal juga ramai. Pengunjugnya dari Jakarta, Bekasi, Depok. Lumayan banyak. Ya sekarang situasi begini (wabah Covid-19) jadi sepi kunjungan dari luar kota. Semoga corona segera berlalu biar normal lagi,” pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: