Protes Pembunuhan Pria Kulit Hitam oleh Polisi AS Berujung Rusuh
MINNEAPOLIS-Aksi protes warga atas tewasnya pria kulit hitam, George Floyd (46), yang diinjak polisi, Jumat (29/5), berujung rusuh.
Seperti dilansir Reuters, aksi kerusuhan yang diwarnai pembakaran dan aksi penjarahan di kota terbesar di Minnesota itu sebagian besar tidak terkendali. Padahal, Gubernur Tim Walz memerintahkan Garda Nasional diaktifkan untuk membantu memulihkan ketertiban setelah dua hari pertama gangguan keamanan.
Berbeda dengan Rabu malam, ketika para demonstran yang melempar batu bentrok berulang kali dengan polisi anti huru hara, penegak hukum kali ini tampak tidak menonjolkan diri di sekitar pusat kerusuhan, di luar Kantor Polisi Third Precinct.
Para pengunjuk rasa yang berkumpul di luar gedung untuk sesaat mundur karena ada tembakan gas air mata polisi dan peluru karet dari atap. Tetapi kemudian kembali berkumpul dan akhirnya membakar kantor polisi.
Sebuah mobil dan dua bangunan lain di sekitarnya juga dibakar. Petugas pemadam kebakaran mengatakan 16 bangunan dibakar pada Rabu malam.
Tidak ada tanda-tanda langsung kehadiran pasukan Garda Nasional di kantor polisi atau pada demonstrasi siang hari yang damai dan pawai di sekitar Pusat Pemerintahan Kabupaten Hennepin di pusat Kota Minneapolis.
Pejabat penegak hukum lokal, negara bagian dan federal berusaha untuk meredakan ketegangan rasial yang dipicu oleh kematian Floyd dengan bersumpah untuk mewujudkan keadilan.
Empat petugas polisi kota yang terlibat dalam insiden itu, dipecat dari pekerjaan mereka hari berikutnya.
Informasi yang dihimpun, Floyd, seorang penduduk asli Houston yang bekerja sebagai penjaga keamanan dan dikenal oleh teman-temannya sebagai \"Big Floyd\", dicurigai mencoba menggunakan uang palsu di sebuah toko ketika polisi menangkapnya.
Seorang karyawan yang meminta bantuan menggambarkan tersangka tampak mabuk, menurut transkrip panggilan polisi itu. (*/sud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: