Cirebon Masuk Masa Recovery Ekonomi

Cirebon Masuk Masa Recovery Ekonomi

CIREBON - Usai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Ciayumajakuning, kini Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) mulai dijalankan. Dalam masa AKB ini, sektor ekonomi mulai dibuka secara perlahan. Termasuk sektor industri. Kondisi ini, termasuk Cirebon masuk dalam masa recovery ekonomi.

Anggota Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia sekaligus Dosen Ekonomi Unswagati Cirebon, Moh Yudi Mahadianto SE MM menuturkan, pandemi Covid-19 ini memang membuat semua sektor usaha tumbang.

Berbeda dengan masa krisis moneter sebelumnya. Di tahun 1998-1999, setidaknya sektor UMKM masih bisa bertahan. Oleh sebab itu, kesehatan memang harus menjadi fokus utama, selain menyelamatkan perekononmian.

\"Itu sebabnya meski kini masuk AKB, protokol kesehatan pencegahan covid-19 harus tetap dijalankan dengan ketat,\" tuturnya.

Dalam upaya me-recovery ekonomi, berbagai stimulus perekonomian sudah dilakukan terlebih dahulu oleh OJK dan BI, dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan. Saat ini memasuki AKB, industri mulai dijalankan dengan perlahan. Meski sektor industri dan pasar tetap berjalan, peran pemerintah sangat penting dalam menjaga kepatuhan masyarakat akan social distancing dan protokol kesehatan.

\"Jika AKB ini berhasil, perekonomian bisa jalan perlahan, dibarengi dengan AKB. Maka prediksinya, di akhir tahun perekonomian pun bisa kembali berjalan normal secara keseluruhan,\" terangnya.

Pemerintah juga sudah semestinya menyokong UMKM dalam kondisi saat ini. Beberapa cara yang bisa dilakukan, misalnya menggelar pelatihan. Yakni dengan memperkuat digital marketing, termasuk menerapkannya di pasar tradisional. Saat menerapkan ini di seluruh pasar, beberapa sektor akan bergerak saat bekerja sama dengan ojek online.

\"Selain pedagang, masyarakat yang bekerja sebagai ojek online bisa terbantu. Sehingga ekonomi berjalan di situ tanpa perlu khawatir akan penyebaran virus, tentunya juga lebih efisien,\" ungkapnya.

Menurutnya, hingga saat ini, ekonomi Cirebon dan daya beli masyarakat, masih stabil. Inflasi masih terkendali di Ramadan dan momen Lebaran. Meski terjadi deflasi di bulan Mei, angkanya masih rendah.

\"Ketika kita lihat di beberapa pusat perbelanjaan masih dipenuhi masyarakat, ini juga bisa menjadi salah satu barometer perekonomian masih berjalan stabil,\" ujarnya.

Sementara itu, dalam momen pandemi ini, turut memberikan imbas pada produk investasi. Saat ini, dengan mulai membaiknya kondisi ekonomi di berbagai negara, turut memberikan efek dalam pasar modal dan emas.

\"Kini pasar modal mulai bergerak naik, dan kondisi harga emas pun mulai kembali stabil. Diprediksi turun dari harga tertinggi sebelumnya mencapai 20%,\" jelasnya. (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: