Pendaftar SMK Maydas Indramayu 159 Melebihi Kuota

Pendaftar SMK Maydas Indramayu 159 Melebihi Kuota

INDRAMAYU– SMK PGRI Jatibarang yang dikenal dengan sebutan Maydas 159, ternyata masih menjadi prioritas pilihan bagi para calon siswa baru tahun pelajaran 2020/2021. Melalui pendaftaran yang dibuka secara online di tengah pandemi Covid-19, jumlah peminatnya tetap membeludak hingga mengharuskan banyak pendaftar tidak tertampung.

Kepala SMK PGRI Jatibarang, Haryono Suhendro ST MA MPd mengatakan, untuk tahun ini pihaknya menyediakan kuota sama dengan tahun sebelumnya, yaitu 600 dengan ketersediaan 15 rombel (rombongan belajar). Pada pendaftaran secara online yang dibuka 2 April lalu, dijadwalkan ditutup pada 15 Mei. Namun terpaksa ditutup 30 April karena jumlah pendaftar melampaui kuota, yakni sebanyak 750 calon siswa baru.

“Kami tutup lebih awal dari jadwal karena sudah melebihi kuota. Itu pun tetap ada seleksi dengan tetap mengacu protokol kesehatan akibat pandemi Covid-19,” jelasnya, Sabtu (13/6).

Untuk seleksi tertulis yang sudah dilaksanakan selama dua hari, 2-3 Juni, materinya mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Inggris, serta Matematika secara essay. Para calon siswa baru itu terbagi sesuai jurusan yang dipilihnya, yakni Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Komputer Jaringan (TKJ), Teknik Sepeda Motor (TSM), Teknik Pemesinan (TP), dan Akuntansi. “Testing per jurusan satu ruangan 20 orang, ini menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Pengumumannya 6 Juni,” terangnya.

Pada seleksi tahun ini, dengan mempertimbangkan berbagai aspek ada beberapa tes khusus yang ditiadakan. Di antaranya larangan tindik dan tato hanya bersifat pertanyaan karena tidak tatap muka, sehingga tidak ada pemeriksaan langsung. Kemudian tes baca Alquran, tapi nanti setelah masuk akan tetap dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan sebagai dasar upaya tindaklanjutnya.

“Kami juga tidak bisa melanjutkan tes hafalan juz 30 bagi siswa kelas dua belas yang belum menyelesaikan setoran hafalannya sebagai syarat kelulusan tambahan,” kata dia.

Sebelum pendaftaran ulang, lanjut Haryono, pihaknya mengundang para orang tua calon siswa baru untuk menyampaikan program sekolah. Termasuk sosialisasi bahaya narkoba dan tawuran, bahkan pentingnya adab kepada guru dan orang tua.

“Kami sampaikan, bahwa, hendaknya orang tua harus waspada dengan lingkungan, karena pengaruhnya sangat besar dalam membentuk karakter anak. Untuk itu orang tua wajib tahu dengan siapa dan kemana putra putrinya bergaul, serta apa saja yang dilakukannya. Jika orang tua bersikap diam maka boleh jadi mereka akan salah arah pergaulannya,” paparnya.

Disampaikan, pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara guru dan orang tua, maka jangan mudah mempersalahkan terlebih mengkriminalisai guru. Jika ini terjadi, maka bukan tidak mungkin semua guru akan bersikap diam dan masa bodoh terhadap penyimpangan perilaku siswa.

“Pendidikan di sekolah bukan hanya menjadikan siswa cerdas tetapi lebih utama membentuk karakter dan sikap mulia, dan ini tidak mudah,” ungkapnya.

Ditegaskannya, SMK PGRI JATIBARANG secara khusus memiliki aturan yang sangat ketat dan tidak dimiliki sekolah lain. Sehingga jika orang tua tidak berkenan dengan ketegasan dan ketatnya aturan, maka dipersilahkan untuk pindah ke sekolah lain. Tetapi Jika orang tua sepakat dan berniat menitipkan anak-anaknya ke sekolah tersebut, tentunya harus mengikuti aturan dan ketentuannya.

“Ada yang harus diketahui orang tua, bahwa tidak ada siswa yang dikeluarkan dari sekolah kami atau dikeluarkan dari ruangan ujian sejak tahun 2009 sampau sekarang hanya karena tunggakan keuangan. Kami berprinsip semua persoalan dapat diselesaikan dengan komunikasi. Perkara yang mudah kenapa dipersulit dan perkara yang sulit kenapa tidak dipermudah,” ujarnya.

Haryono menambahkan, kebanyakan orang tua menyekolahkan anaknya agar pintar, begitu pula anaknya ketika disekolahkan. “Di SMK PGRI Jatibarang kami sharring agar diperbaiki setidaknya orang tua meniatkan menyekolahkan anak agar mereka taat kepada Allah, Rasulullah, dan orang tua, tidak hanya sekadar pintar. Sedangkan niatan anak diubah dari pintar menjadi mencari keridaan Allah. Insya Allah jika itu yang menjadi niat, maka keberkahan itu akan diperoleh oleh keduanya,” pungkas dia. (oet/opl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: