Dilema SMK, UKK Harus Praktek Langsung dan Tidak Bisa Digantikan Daring

Sekolah menerapkan pembelajaran jarak jauh sejak covid-19 mewabah di Indonesia. Namun, ada kegiatan yang tidak bisa digantikan secara online. Apalagi yang menyangkut kelulusan.

ABDULLAH, Cirebon

PANDEMI covid-19 membuat pendidikan di Indonesia terganggu. Apalagi sekolah menengah kejuruan (SMK) yang menekankan pada praktik. Bahkan untuk kelulusan siswa, harus dilaksakakan Ujian Kompetensi Keahlian (UKK).

Di tengah situasi ini, pihak sekolah maupun siswa merasakan dilema. UKK siswa tidak bisa dikerjakan jarak jauh. Harus praktek langsung di laboratorium sesuai dengan jurusan.

Satu-satunya jalan yang ditempuh adalah meminimalisasi kontak fisik. Dan melaksanakan UKK dengan protokol covid-19.

SMK Nasional salah satunya. Pelaksanaan UKK, siswa praktik langsung di bengkel di sekolah. Untuk menyiasati penumpukan siswa, SMK Nasional menerapkan sistem pembagian jadwal. Setiap sesi hanya boleh diikuti 4 siswa dengan durasi waktu sekitar 3 jam.

Untuk sesi pertama pagi sampai menjelang dzuhur. Sesi selanjutnya mulai pukul 13.00 sampai menjelang sore. Cara tersebut dianggap efektif karena mencegah siswa berkerumun di sekolah.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Dede Permana SSos mengakui, sekolah sempat dilema dengan kondisi siswa selama pandemi covid-19. Apalagi saat ujian, siswa harus mempraktekkan langsung keterampilannya. “Sekolah memutuskan UKK tetap berjalan, tapi dengan cara-cara yang aman dan menerapkan protokol covid-19,” ujar Dede, kepada Radar Cirebon.

Disampaikan Dede, UKK adalah syarat untuk siswa bisa lulus. Ujian ini tidak bisa melalui daring. Siswa harus di bengkel, mempraktekan kemampuannya dan bersentuhan dengan alat-alat.

Dari UKK ini menjadi bahan bagi mereka saat lulus dan kompetensi mereka benar-benar diakui di dunia kerja. “Praktek ini membuktikan bahwa mereka lulus bukan cuma dengan selembar kertas, tapi skill mereka sudah teruji,” tuturnya. (*)

Sumber: