Desa Cikaso Bidik Ekowisata Sawah Endah

Desa Cikaso Bidik Ekowisata Sawah Endah

KUNINGAN - Desa Cikaso, Kecamatan Kramatmulya, segera memiliki spot wisata unggul terpadu. Spot di tanah desa seluas 170.66 hektare dengan penduduk 4.700 jiwa tersebut, akan disulap menjadi destinasi bernama Ekowisata Sawah Endah Cikaso. Spot ini, tidak hanya digadang menjadi kebanggaan masyarakat Desa Cikaso, tetapi juga Kabupaten Kuningan.

Pada tahap awal pembangunan seluas 11.620 meter persegi ini, dipercayakan kepada PT Cipta Tri Utama. “Insyaa Allah konsep ekowisata terpadu ini, mendukung juga pemberdayaan ekonomi kreatif bagi masyarakat Desa Cikaso,” ujar Kepala Desa Cikaso Hidayat Noor kepada Radar Kuningan, Selasa (16/6).

Spot yang ditawarkan, sebut dia, antara lain spot galeri sangkar ayam yang instagramable, situs mata air murni yang tidak pernah kering sepanjang tahun. Kemudian kolam renang berbentuk hati dan spot therapy ikan, taman burung diapit selasar deck, kandang hewan ternak.

Terdapat juga, koridor tanaman rambat markisa, kafe lingkaran di atas sawah, taman bermain anak-anak, fasilitas musala, toilet, klinik kesehatan dan ruang laktasi di bawah kafe, ruang terbuka serba guna di bawah sangkar ayam, kantin kuliner sebanyak 21 booth di bawah hall sangkar ayam. Sementara area bawah bisa digunakan untuk pentas seni khas kuningan.

Kata dia, jika Ekowisata Sawah Endah Cikaso sudah terealisasi, maka pemberdayaan masyarakatnya akan diarahkan sesuai bakat. “Kami akan memberikan pembekalan dan pelatihan-pelatihan khusus yang kelak akan menunjang. Seperti  pemandu wisata, tiketing dan general hospitality area wisata,” papar Hidayat.

Direktur dan Principal Desainer PT CTU Oki Pitaloka menjelaskan, desa ekowisata ini dipastikan melibatkan sejumlah UKM dengan produk khas Kuningan, seperti cireng, kentang mustofa, teri kacang, rangginang, dengan dukungan produk desa tetangga. Seperti bawang goreng, tahu lamping dan sebagainya.

Menurut Oki, Kabupaten Kuningan sendiri mempunyai potensi wisata yang baik. Berada di bawah kaki gunung Ciremai. Rata-rata orang datang ke Kuningan menikmati wisata alam, menginap di homastay desa, belanja batik dan oleh-oleh baru mereka turun ke Cirebon.

“Sayangnya sejumlah tempat wisata kurang higienis, kurang terawat. Destinasi wisatanya masih jadul, sementara di daerah lain sudah instagramable, ” ujar Oki.

Pandemi Covid-19 memang menunda proyek pariwisata yang sudah disetujui oleh Pemkab Kuningan dan Pemprov Jabar.  Sejumlah investor sudah menyatakan minatnya, hanya mereka belum menunjukkan keseriusan.

“Insyaa Allah, kalau pandemi Covid-19 usai,” ujar alumni Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Pancasila ini lagi.(tat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: