Urban Farming Momentum Tepat di Tengah Pandemi
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, urban farming atau bercocok tanam di lingkungan rumah dan perkotaan menemukan momentum tepat di tengah pandemi Covid-19. Itu karena memiliki tiga manfaat, yakni ekologi, ekonomi, dan edukasi.
Emil mengajak masyarakat mengonversikan sekecil apapun lahan di rumah menjadi perkebunan. Jenis tanaman yang menjadi favorit petani kota, menurut dia, adalah kangkung dan bayam. Selain mudah, tanaman tersebut dapat dipanen dalam waktu singkat.
\"Saya mengajak teman-teman mencari lahan atau mengonversikan karena hijaunya bukan rumput tapi bisa dijual, dan edukasi. Yang jadi favorit petani kota rata-rata kangkung dan bayam karena 21 hari bisa dipanen dan ujung-ujungnya bisa menciptakan solusi,\" kata Emil.
\"Saya juga mengonversi rumah dinas dan kantor saya ada strawberi, tomat dan sayuran. Semangat urban farming itu sudah menjadi passion saya sejak tahun 2008,\" imbuhnya.
Menurut Emil, banyak lahan di perkotaan yang dapat digunakan untuk berkebun. Persoalannya adalah sulit mengajak masyarakat untuk menerapkan urban farming. \"Sekarang sebagai pemerintah, saya melakukan berbagai cara agar konsep ini berjalan,\" ucapnya.
Ketika menjadi walikota, kang Emil membaca hasil penelitian disertasi di ITB yang menyimpulkan bahwa suhu Kota Bandung meningkat, salah satu faktornya adalah kurangnya pohon.
\"Solusinya sederhana, supaya suhunya turun atap-atap bangunan yang memang sudah tidak bisa dibongkar karena peradaban manusia makin kompleks dan populasi makin banyak itu dihijaukan secara natural, atau kalau bisa seluruh gedung itu konsisten atapnya dijadikan urban farming,\" katanya.
\"Saya kira sekian persen suplai makanan berupa sayuran juga bisa dihasilkan sendiri dan tidak perlu repot-repot mengandalkan pada sistem yang ada sekarang. Semoga ini menjadi semangat buat kita semua,\" tambahnya. (mid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: