Trump Versus Joe Biden Makin Panas

Trump Versus Joe Biden Makin Panas

WASHINGTON - Perseteruan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan rivalnya Joe Biden makin keras. Statemen-statmen saling serang terus membahana di media maya.

Terakhir, Trump mengeluarkan pernyataan bahwa dirinya bakal menggulung kelompok radikal yang selalu mengancam situasi dan kondisi Gedung Putih, termasuk kebijakan yang ia buat.

”Saya mengutuk dan bersumpah menyingkirkan orang-orang itu. Anda tahu apa yang ditudingkan mereka ke saya, sampai saat ini tanpa bukti. 99 persen kasus di AS sepenuhnya tak berbahaya, tapi dapat kita redam. Salah satunya wabah Virus Corona ini,” terang Trump dalam pidatonya di Gedung Putih, kemarin.

Ditambahkannya, banyak negara bagian AS mencatat jumlah tertinggi kasus baru Covid-19. Di Texas saja, 7.890 pasien dirawat di rumah sakit setelah 238 pasien baru masuk rumah sakit dalam 24 jam terakhir.

”Saat kritik meningkat dengan cara saya menangani pandemi. Tapi mereka berbalik menyerang. Pada posisi ini saya menegaskan bahwa Cina harus bertanggung jawab karena gagal menahan penyebaran penyakit itu,” ungkapnya.

Trump juga menyindir para pemrotes terkait kasus rasial yang sempat menyerang dirinya. Hingga memblokade jalanan, sekitar Gedung Putih, plaza Black Lives Matter dan monumen peringatan Lincoln.

Ya, pada saat itu jutaan warga Amerika berunjuk rasa menentang kebengisan polisi dan kesenjangan rasial sejak pembantaian George Floyd, pria 46 tahun berkulit hitam oleh petugas polisi berkulit putih.

Untuk mencapai perubahan kepolisian di beberapa kota, beberapa pengunjuk rasa menyingkirkan patung-patung tokoh Konfederasi dan simbol-simbol lain warisan perbudakan di Amerika.

”Selalu ada orang-orang yang berusaha berdusta atas masa silam untuk mendapatkan kekuasaan saat ini, mereka yang sedang berbohong mengenai sejarah kita, mereka yang menginginkan kita malu tentang siapa kita sebenarnya. Tujuan mereka adalah menghancurkan,” tandasnya.

Pernyataan ini sebenarnya pernah dilayangkan Trum pada 4 Juli lalu. Pada saat itu Trump di Bukit Rushmore di Dakota Selatan sempat mengutuk massa yang marah yang berusaha menghapus sejarah dan memanfaatkan pidatonya untuk melukiskan dirinya sebagai benteng melawan ekstremisme sayap kiri. ”Kita masih ingat itu. Dan semuanya tercatat,” terangnya.

Sementara itu Joe Biden, pesaing Trump dari Demokrat dalam pemilu November, menulis sebuah artikel opini yang pernyataannya bertolak belakang. ”Trump menuduh saya selalu mencari sensasi setiap hari. Cara-cara-nya menodai dan memereteli demokrasi Amerika,” tegasnya kepada Reuters.

Dalam sepucuk surat, Biden mengatakan, warga Amerika punya kesempatan sekarang untuk memberikan suara sepenuhnya tentang mimpi Amerika kepada kelompok yang terpinggirkan, tergusur, terasingkan dan tertindas.

”Trump, dalam pidatonya menyebut AS akan memiliki satu vaksin atau solusi penyembuhan melawan virus. Pada Kamis pejabat utama kesehatan AS mengatakan dia optimistis bahwa program percepatan vaksin pemerintahan Trump akan menghasilkan satu vaksin yang efektif dan aman untuk Covid-19 sebelum akhir tahun. Tapi hari ini tidak terbukti,” timpal Biden. (fin/ful)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: