Kadisdik Prihatin Kondisi SMA Widya Utama yang Kekurangan Siswa

Kadisdik Prihatin Kondisi SMA Widya Utama yang Kekurangan Siswa

 CIREBON-Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Cirebon Drs Anwar Sanusi mengungkapkan rasa keprihatinnya atas fenomena kekurangan siswa yang terjadi di sekolah-sekolah swasta, khusunya SMA Widya Utama (Widut). Seperti diketahui, SMA Widut kesulitan dalam mendapat siswa baru selama dua tahun terakhir. Hal ini lantaran orang tua lebih tertuju ke PPDB di sekolah-sekolah negeri. Penambahan jumlah rombongan belajar (rombel) yang tidak sesuai dengan kapasitas ruangan pun diyakini menjadi salah satu penyebab minimnya siswa ke sekolah-sekolah swasta. Meski demikian, Anwar belum bisa memastikan apakah sistem PPDB online akan dihapus. Dia menjelaskan, sistem PPDB yang dilakukan secara terpadu melalui sistem online ini sudah banyak mengalami perubahan. Bahkan sudah sekitar 10 kali perubahan. \"Sistem PPDB ini sudah banyak mengalami perubahan, karena kami ingin sistem PPDB ini bisa lebih baik lagi dari tahun ke tahun,\" terangnya. Ia menjelaskan, perbandingan jumlah sekolah dan jumlah penduduk sudah sesuai. Kalau menurut hitungan dari PPDB online, berdasarakan lulusan SD, SMP dan SMA di Kota Cirebon, sekolah swasta mendapat jatah siswa lebih. Anwar pun belum mau berkomentar banyak mengenai langkah yang akan dilakukan disdik dan pemerintah mengenai kesulitan sekolah swasta dalam mendapat siswa. \"Saya belum mau berkomentar banyak, karena PPDB ini kan belum berakir. Kita tunggu saja nanti,\" ujarnya. Terpisah, Sekretaris Komisi C DPRD Kota Cirebon Andi Riyanto Lie menjelaskan, terjadinya kesulitan sekolah-sekolah swasta dan juga sekolah negeri non unggulan merupakan imbas dari ketidakadilan dan ketidaktegasan disdik dalam mengakomodasi siswa. Di samping itu terjadi juga pola pikir negeri minded di masyarakat. Warga kota, kata dia, lebih memilih sekolah di sekolah negeri unggulan. \"Ini menjadi faktor berkurangnya siswa di sekolah swasta dan juga sekolah negeri non unggulan,\" katanya. Seperti diberitakan, jumlah siswa baru yang mendaftar ke SMA Widut baru 9 orang. Padahal secara fasilitas, gedung dan sumber daya pendidik sekolah milik Yayasan Widya Utama tersebut sudah berkategori bagus, bahkan sudah memiliki akreditasi A (sangat baik) oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN). Wakasek Kesiswaan SMA Widya Utama, Dedi Nurjaman SPd, menyayangkan para pendaftar lebih memilih menitipkan anaknya ke sekolah-sekolah negeri. \"Banyak orang tua yang lebih suka memaksakan kehendak ke sekolah-sekolah favorit, padahal sekolah swasta juga banyak yang bagus,\" ungkapnya. Dikatakan, sekolah-sekolah swasta kesulitan mendaptakan peserta didik baru. Padahal, dahulu pihaknya merupakan mitra sekolah negeri dalam menyerap siswa di Kota Cirebon. \"Dengan adanya PPDB ini kita seperti dicampakan pemerintah,\" terangnya. Ia berharap pemerintah bisa juga memperhatikan masalah ini. Dijelaskan, tahun lalu saja pihak sekolah hanya menerima belasan murid, dan tak mencukupi kuota satu rombel pun. Hal ini terulang lagi di tahun ini. Padahal, secara biaya sekolah swasta lebih murah ketimbang biaya di sekolah negeri. \"Ini ironis, dengan fasilitas lengkap dan akreditasi yang didapat, tapi kami kesulitan mendapat peserta didik baru,\" kata Guru Biologi, Drs Trisyono, yang juga alumni SMA Widya Utama. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: