Waspadai! Kejang Demam Bisa Petanda Epilepsi
KEJANG saat anak demam (step) perlu mendapat perhatian khusus jika terjadi berulang. Pasalnya, kondisi itu bisa saja epilepsi (penyakit ayan).
Spesialis Anak Siloam Hospitals Makassar, Dr dr Bob Wahyudin, SpAK, CIMI mengatakan, kejang demam atau penyakit step biasanya terjadi pada bayi dan anak-anak yang tiba-tiba suhu tubuh meningkat. Perubahan suhu anak sangat cepat sehingga tidak disadari tiba-tiba sudah kejang. Kejang demam adalah kejang yang dapat terjadi ketika suhu panas di atas 38 derajat celcius. Kejang biasanya berlangsung selama beberapa menit dan berhenti sendiri. “Jika lama itu baru berisiko,” ujarnya.
Namun pengaruh demam dan kejang-kejang yang berulang bisa meningkatkan risiko epilepsi pada anak. Itu karena dapat memengaruhi otak secara langsung. Divisi Neurologi DIKA FK-Unhas, dr Urfianty MKes SpA menjelaskan,untuk pada anak jika sebelum demam tidak ada diagnosa epilepsi, maka kejang itu hanya pengaruh demam. “Tetapi kalau pernah kejang-kejang berulang sebelumnya tanpa demam maka itu kategori epilepsi,” ucapnya.
Epilepsi adalah gangguan pada otak yang bisa menyebabkan kejang secara tiba-tiba tanpa demam. Bisa karena faktor genetik atau turunan. “Epilepsi itu gabungan banyak penyakit di otak,” jelasnya. Tetapi, syarat dikatakan epilepsi harus berulang kejang, dari yang pertama jaraknya lebih dari 24 jam. Tetapi untuk anak di bawah 7 tahun, yang mengalami epilepsi fungsi otaknya saling mendukung. Jadi respons pengobatan yang baik.
Penyakit epilepsi kata dia bisa diterapi jika anak mengalaminya lebih dari enam bulan. Jika kejadiannya tiba-tiba, hanya perlu konsultasi rutin. Untuk anak, yang didiagnosa epilepsi, 60 hingga 70 persen bisa terkontrol kejangnya. “Untuk sembuh peluangnya besar bisa terjadi,” tuturnya. (sal/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: