Menanti Sinovac

Menanti Sinovac

Di sana banyak Pilkada.

Di kita pun mungkin ada juga akan protes: kok kita dijadikan kelinci percobaan?

Apakah mencari relawan di Indonesia tidak sulit? Apakah akan menuntut sama dengan relawan Pilkada?

Harusnya mudah. Dan tidak harus membayar. Saya mau tidak usah dibayar. Tapi umur saya mungkin tidak cocok lagi.

Relawan tahap tiga ini harus dari berbagai macam manusia: anak, remaja, muda, setengah umur dan orang tua —asal jangan tua sekali. Masing-masing dengan jenis kelamin yang berbeda-beda: laki, perempuan dan yang half-half.
Asal daerah mereka juga harus beda-beda: kota, desa dan yang seperti lagunya Rhoma Irama itu: ada Jawa, Sunda, Tionghoa, Batak, Bugis dan lain-lainnya.

Nama vaksin itu: belum ada. Hanya disebut \'Vaksin Sinovac\' - -vaksin buatan perusahaan Tiongkok bernama PT Sinovac. Di Indonesia, uji coba itu dilakukan oleh PT Biofarma, sebuah BUMN yang laboratorium besarnya di Bandung.

Biofarma punya pengalaman panjang di bidang ini. Terutama ketika ahli Indonesia menemukan vaksin flu burung —rasanya dari ahli di Universitas Airlangga? Biofarmalah yang melahirkannya.

Biofarma memang punya peternakan ayam khusus —telurnya dipakai penelitian. Pun punya peternakan tikus dan kelinci.

Universitas Padjadjaran, Bandung, tentu sangat beruntung dekat dengan Biofarma. Ahli-ahli dari Unpad bisa terjun langsung dalam proses uji coba tahap 3 ini. Terutama dalam menggalang relawan.

Dulu kita pernah menanti hujan di bulan November-nya Christin Panjaitan. Kini kita menanti November karena vaksin Sinovac. (dahlan iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: