AS Tuduh Tiongkok Retas Data Covid-19 untuk Bikin Vaksin

AS Tuduh Tiongkok Retas Data Covid-19 untuk Bikin Vaksin

WASHINGTON - Ketegangan Amerika Serikat dan Tiongkok dalam penanggulangan pandemi Covid-19 belum cair.

Kali ini Departemen Kehakiman AS pada Selasa (21/7) secara terbuka menuduh para peretas Tiongkok mencuri data Covid-19 yang terkait dengan pengembangan vaksin.

Rahasia yang dicuri itu dari perusahaan di seluruh dunia dan menargetkan perusahaan-perusahaan Amerika yang bekerja mengembangkan vaksin untuk mengatasi virus corona.

Menurut sebuah dakwaan federal yang dirilis pada Selasa (21/7), ada 2 orang hacker yang dituduh meretas sistem komputer dari ratusan perusahaan, pemerintah, organisasi non-pemerintah, ulama dan aktivis demokrasi di AS.

AS menuding pelaku semata-mata melakukannya demi keuntungan finansial pribadi dan demi kepentingan lembaga pemerintah Tiongkok.

Dakwaan mengatakan para peretas dalam beberapa bulan terakhir telah meneliti kerentanan dalam jaringan komputer perusahaan yang mengembangkan vaksin dan perawatan Covid-19.

Tuduhan itu muncul ketika ketegangan antara Beijing dan Washington masih terjadi, terutama dipicu oleh kritik dari pemerintahan Donald rump terhadap Tiongkok yang menyebut virus berasal dari Wuhan.

Tuduhan tersebut juga datang beberapa hari setelah AS menuduh Rusia berusaha mencuri informasi tentang pengembangan vaksin.

“Tiongkok sekarang telah mengambil tempat, selain Rusia, Iran dan Korea Utara, yang menyediakan tempat yang aman bagi para penjahat dunia maya dengan imbalan para penjahat demi keuntungan negara, termasuk penelitian Covid-19,” kata Asisten Pengacara John Demers sebagai pejabat keamanan nasional utama Departemen Kehakiman, dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Anadolu Agency.

Kasus tersebut diajukan awal bulan ini di pengadilan federal di negara bagian Washington.

Warga Tiongkok masing-masing didakwa dengan konspirasi melakukan penipuan komputer, konspirasi untuk melakukan pencurian rahasia dagang, konspirasi untuk melakukan penipuan siber, serta akses tidak sah melalui komputer dan pencurian identitas. (yud/JP)

Tonton video berikut ini:

https://www.youtube.com/watch?v=5J6Sp2PSROI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: