Darwin: Relokasi Baru Solusi Rapat
KESAMBI - Direktur Perusahaan Daerah (PD) Pasar, Darwin Windarsyah mengatakan, solusi yang ditawarkannya untuk merelokasi pedagang kaki lima (PKL) dari Pasar Mambo ke Lantai II Pasar Pagi bagian belakang, baru solusi yang ditawarkannya saat rapat dengan DPRD. Sehingga, tawaran tidak saklek dilaksanakan dan bukan satu-satunya solusi. “Itu baru solusi di rapat. Saya ditanyakan soal lahan relokasi pedagang, ya saya tawarkan lantai II Pasar Pagi,” ujar dia, kepada Radar, Selasa (12/10). Dia mengakui, tawaran solusi itu belum melalui proses kajian dan sosialisasi kepada pedagang yang akan direlokasi. Namun, dalam waktu dekat ini rencananya akan dilaksanakan pertemuan antara PD Pasar dengan pedagang di Pasar Mambo membahas solusi relokasi. “Dalam waktu dekat lah, waktunya kapan belum kita rencanakan,” ucap pria berkacamata ini. Darwin melanjutkan, untuk besok (hari ini, red) rencanannya PD Pasar akan bertemu dengan perwakilan pedagang kaki lima. Pertemuan ini secara umum akan membahas mengenai rencana relokasi dan menampung aspirasi dari pedagang. Tapi, lagi-lagi Darwin tidak bisa memastikan waktu pertemuan itu bakal dilaksanakan. “Pokoknya besok, nanti saya kabari lah,” katanya. Masih menurut Darwin, trauma pedagang untuk kembali ke lantai II Pasar Pagi akan menjadi pertimbangannya untuk menentukan lahan relokasi. Kalaupun tidak ada alternatif lain dan tetap harus di relokasi ke lantai II Pasar Pagi, maka akan disiapkan rencana tambahan agar pedagang yang di relokasi tidak mengalami kerugian. Rencana tambahan ini, bakal dibicarakan dengan pedagang. Aspirasi pedagang dan berbagai rencana untuk meramaikan lantai II Pasar Pagi akan dibahas sehingga relokasi menjadi solusi yang menguntungkan bagi pedagang. “Nanti kita bicarakan lah. Sampai sekarang memang belum ada pertemuan dan pembicaraan sama pedagang,” tuturnya. Mantan Direktur Umum PD Pasar ini menjelaskan, relokasi ke lantai II Pasar Pagi memiliki beberapa keuntungan misalnya, ketersediaan lahan parkir di lantai II. Akses langsung dari Pusat Grosir Cirebon (PGC) ke lantai II Pasar Pagi, menghidupkan Pasar Pagi bagian belakang, menjadi area lokalisasi pedagang makanan dan minuman dan pedagang tidak membutuhkan tenda. “Lagi pula pedagang yang akan kita relokasi ke sana cuma pedagang mamin (makanan minuman). Jadi semacam area lokalisasi. Parkirnya juga sudah tersedia di sana dan ada akses langsung dari PGC,” urainya. Sebelumnya, Ketua Koperasi Mambo Mulya, Agus Saputra mengungkapkan, relokasi pedagang ke lantai dua Pasar Pagi sama dengan membangkitkan luka lama dan trauma pedagang. Sebab, sebelum pindah ke lokasi yang saat ini ditempati, dulunya pedagang tersebut berjualan di lantai dua. “Ya, ibaratnya dulu itu waktu di atas para pedagang tuh sampai jual gelang, jual cincin (rugi),” ucapnya. Kondisi ekonomi pedagang, kata Agus, saat dipindah ke Pasar Mambo sudah jauh lebih baik. Sehingga, tidak sepatutnya pemerintah mengembalikan pedagang ke lantai II. Terpisah, Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral (DPUPESDM), Ir Nasrun Mansyur mengharapkan proses relokasi tersebut bisa berlangsung dalam waktu singkat. Relokasi juga diharapkan dilakukan pada pedagang kaki lima di sepanjang aliran Sungai Sukalila. “Ya kita sih senang kalau nggak ada PKL, nggak ada kios. Sempadan sungai kan jadi terbuka, jadi kalau kita mau ada pemeliharaan sungai dan pengurasan sungai bisa lebih gampang. Kalau sekarang sih sulit, alat besar nggak bisa masuk,” ujarnya. Nasrun juga mengharapkan, setelahnya relokasi dilakukan pemkot juga bisa menjaga agar lokasi eks pedagang bisa terpelihara sebagai sempadan sungai dan tidak kembali ditempati oleh aktivitas tertentu apalagi yang dapat mengganggu aliran sungai. (yud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: