Program PEN, Debitur Mikro Bank BRI Kembali Menggeliat

Program PEN, Debitur Mikro Bank BRI Kembali Menggeliat

JAKARTA – Ujang Mulyana, seorang pelaku usaha mikro, kini bisa bernafas lega. Pasalnya, usaha kecil-kecilan miliknya sudah mulai bergerak lagi setelah mendapat sentuhan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui Bank BRI.

Ujang yang memiliki usaha warung sembako, pecel ayam, dan kantin sekolah mengaku, sejak wabah virus Covid-19 usahanya menukik tajam. Termasuk kantin sekolah, karena sekolahnya tutup sudah lima bulan.

“Saya sampai tidak bisa membayar karyawan sebanyak dua orang”, tukas Ujang, pada acara update PEN KUMKM di kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Kamis (29/7).

Bahkan, aku Ujang, modal usahanya terpakai untuk menutup kebutuhan sehari-sehari keluarganya.

Di tengah kebingungan itu, Ujang pun mendatangi Bank BRI dengan tujuan mendapat solusi atas kelangsungan usahanya yang nyaris bangkrut. “Alhamdulillah, di Bank BRI saya diterima baik dan diarahkan untuk mendapat produk bantuan tambahan modal melalui Kumpedes Bangkit”, kata Ujang.

Dengan tambahan modal sebesar Rp25 juta, usaha Ujang pun perlahan mulai bergerak lagi. “Yang belum jalan lagi adalah kantin sekolah, karena sekolah masih ditutup”, tukas Ujang.

Hal serupa dialami Slamet, perajin tempe warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. “Usaha tempe saya drop drastis karena para pelanggan saya banyak yang pulang kampung karena Covid-19. Mayoritas pelanggan saya pedagang warung makan”, ucap Slamet yang sudah memproduksi tempe selama 10 tahun.

Saat usaha meningkat, Slamet pernah mendapat KUR Mikro dari Bank BRI sebesar Rp25 juta. “Namun, sejak Maret 2020 usaha saya mulai lesu”, ujar Slamet.

Ketika iklim usaha pada Juli 2020 mulai bergerak, Slamet pun mendapat tambahan modal dari Bank BRI sebesar Rp35 juta, bagian dari program stimulus dari pemerintah. “Saya sangat terbantu, karena tambahan modal tersebut saya pakai untuk membeli bahan baku kedelai”, kata Slamet.

Slamet pun berharap kondisi seperti ini bisa segera pulih, agar usahanya bisa kembali berjalan normal. “Saya biasa memproduksi tempe sebanyak satu kwintal perhari. Mudah-mudahan, usaha saya bisa kembali normal”, tandas Slamet.

Sementara itu, Kepala Divisi Bisnis Mikro Bank BRI Made Antara Jaya menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan survei lapangan mengenai debitur (khususnya KUR Mikro) yang masih berjalan pada periode April-Mei 2020 namun kekurangan modal.

“Untuk itu, Bank BRI hadir dengan tujuan jangan sampai usaha mereka yang masih memiliki prospek bagus menjadi tenggelam”, jelas Made.

Di Bank BRI, lanjut Made, ada produk yang dinamakan Kumpedes Bangkit, dengan maksimal kredit Rp25 juta, atau 20% dari plafon kredit yang sudah didapat sebelumnya. “Ibaratnya, mereka sudah memiliki piring, gelas, dan sendok, Bank BRI menambah dagingnya untuk diolah”, papar Made.

Made menambahkan, Bank BRI sudah melakukan empat langkah dalam program PEN untuk UMKM. Pertama, program restrukturisasi debitur terdampak Covid-19 yang per Juni 2020 sudah menyalurkan sebesar Rp176,01 triliun atau 26% dari total portofolio. Dengan total debitur sebanyak 2,8 juta pelaku usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: