Indonesia Berpeluang Lolos dari Resesi
JAKARTA - Indonesia masih membukukan pertumbuhan ekonomi 2,97% YoY pada kuartal I-2020. Jadi kalau periode April-Juni 2020 ekonomi tumbuh negatif, belum bisa disebut resesi.
Penentuannya akan terjadi pada kuartal III-2020, bila terjadi pertumbuhan minus berarti Indonesia resmi resesi. Namun ada sinyal bahwa ekonomi Indonesia bisa pulih.
Sinyal ini terlihat di data Purchasing Managers\' Index(PMI) manufaktur. Pada Juli, IHS Markit mencatat PMI manufaktur Indonesia sebesar 46,9.
Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 39,1 dan menjadi yang tertinggi sejak Februari.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal. Kalau masih di bawah 50, maka artinya industriawan belum melakukan ekspansi.
Akan tetapi, tanda-tanda kebangkitan industri manufaktur Indonesia terus menguat. PMI memang masih di bawah 50, tetapi terus naik dalam tiga bulan terakhir.
\"Outputproduksi, pemesanan, hingga penyerapan tenaga kerja mulai meningkat seiring relaksasi kebijakan penanggulangan virus corona. Dunia usaha juga optimistis terhadap prospek produksi ke depan,\" papar Bernard Aw, Principal Economist di IHS Markit, seperti dikutip dari siaran tertulis, seperti dikutip dari CNBC.
Masih adanya harapan bahwa Indonesia bisa terhindar dari resesi membuat pelaku pasar agak percaya diri untuk masuk ke pasar keuangan Tanah Air. Berbekal arus modal tersebut, rupiah pun percaya diri berjalan di jalur hijau.
Pada Rabu (5/8/2020). USD1 setara dengan Rp14.530 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,14% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. (yud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: