Ano Pilih Diam, Biar Publik yang Menilai

Ano Pilih Diam, Biar Publik yang Menilai

WALI Kota Cirebon Drs Ano Sutrisno MM enggan berkomentar banyak terkait tindakan Wakil Wali Kota Drs Nasrudin Azis SH yang melakukan aksi titip 300 siswa pada pelaksanaan PPDB online tahun ini. Saat dihubungi melalui sambungan telepon, kemarin, Ano memilih tidak berkomentar. Dia hanya membenarkan kabar yang selama ini muncul di koran terkait titip-menitip yang dilakukan oleh pasangannya. “Saya tidak mau berkomentar soal itu. Yang selama ini ditulis benar, tapi saya tidak mau berkomentar,” ujarnya. Apakah kecewa dengan tindakan Azis? Ano juga tidak mau menjawabnya. Dikatakan Ano, dirinya tak mau memperuncing perbedaan pendapat, sehingga biarkan saja publik yang menilai. “Untuk masalah ini saya tidak mau berkomentar,” tukasnya berulang-ulang. Sementara itu, anggota Dewan Pendidikan (DP) Kota Cirebon, Drs Salmon, mengatakan, permasalahan PPDB ini menjadi tanggung jawab bersama. Termasuk pasangan Ano-Azis. Dirinya pun menyayangkan karena pihak eksekutif dalam hal ini wali kota bersama dengan wakilnya lah yang membuat aturan terkait PPDB, namun justru melakukan pelanggaran sendiri. “Sangat disayangkan, mereka yang membuat aturan, tapi mereka yang melanggar sendiri,” ujarnya. Lebih lanjut dikatakan Salmon, perwali yang ada sebenarnya sudah sangat baik. Namun pemaksa kehendak inilah yang akhirnya mengacaukan semuanya. Bahkan, kata dia, dari data titipan yang ada, lanjut dia, sebenarnya sudah ada siswa yang diterima di salah satu sekolah negeri, tapi akhirnya berpindah. “Masyarakat juga akhirnya jadi memaksakan kehendak karena ada kesempatan. Nah ini yang memprihatinkan,” lanjutnya. Hal seperti ini, lanjut dia, akan memberikan dampak yang kurang baik bagi masyarakat. Karena akhirnya membudaya dan juga membentuk perilaku yang kurang baik bagi anak didik. Anak didik diajarkan untuk sudah tidak jujur dari awal masuk sekolah. “Ada yang sudah masuk di satu sekolah sesuai dengan nemnya tapi berpindah sekolah lain melalui titipan itu. Nah, ini yang salah. Masyarakat memaksa dan anak-anak diajarkan hal kurang baik,” tukasnya. (kmg)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: