Sekolah Negeri Mahal? Kadisdik Juga Heran
KEJAKSAN- Jangankan para orang tua yang keheranan dan memprotes biaya ke sekolah-sekolah negeri yang terlampau mahal, Kadisdik Kota Cirebon Drs Anwar Sanusi MSi juga heran dengan kejadian ini. “Saya minta sekolah memberhentikan pungutan itu. Cari saat yang tepat untuk meminta dana dari masyarakat. Dan harus berdasarkan rapat,” tukasnya kepada Radar. Lalu bagaimana dengan alasan uang gedung? Anwar pun mengaku heran. Karena, gedung untuk sekolah sudah disediakan. \"Uang gedung itu gedung yang mana? Gedungnya sudah ada. Mungkin maksudnya sumbangan tahunan, tapi ini harus musyawarah mufakat, khususnya di SMA karena tidak ada bantuan operasional pusat,\" bebernya. Anwar lantas meminta pihak sekolah untuk tidak menolak orang tua yang tidak mampu membayar. “Ketika daftar ulang lalu tidak punya uang, ini tidak boleh ditolak. Kalau sampai ditolak, ini terlalu,” tukasnya. Lebih lanjut dikatakan Anwar, pihaknya sudah melakukan pemantauan terhadap sejumlah sekolah yang dilaporkan melakukan pungutan dengan nominal yang cukup besar. Baik bidang pendidikan dasar dan pendidikan menengah diterjunkan untuk melakukan cek dan ricek pada sekolah yang bersangkutan terkait pungutan itu. Dirinya pun mengimbau kepada para kepala sekolah untuk tidak melakukan pungutan. Kalaupun diperlukan penarikan dana khususnya untuk tingkat SMA lantaran belum mendapatkan BOS dari pusat, pungutan harus dilakukan atas dasar musyawarah mufakat dan dengan pihak orang tua. Hal senada juga disampaikan Wali Kota Cirebon Drs Ano Sutrisno MM. Ano mengatakan yang harus diutamakan adalah bagaimana agar anak bisa tetap sekolah. Bukan soal pungutan. “Saya minta sekolah jangan melulu bicara soal duit. Yang penting itu bagaimana anak bisa sekolah. Yang penting sekolah dulu. Urusan uang belakangan,” bebernya. Dia pun berharap pungutan tersebut bisa ditunda atau bahkan dihentikan. Kalaupun sekiranya membutuhkan anggaran yang memang harus memungut pada orang tua siswa, Ano mengatakan hal itu harus berdasarkan kesepakatan dan juga komunikasi dengan orang tua. “Ya kalau mau ada pungutan, itu nantilah, jangan sekarang. Dibahas dulu di rapat dengan orang tua murid,” tukasnya. Sementara itu, mahalnya biaya pendidikan juga disampaikan oleh Anggota DPRD Kota Cirebon, Eman Sulaeman. Eman kaget biaya daftar ulang anaknya di SMAN 3 Cirebon mencapai Rp5 juta. Menurut Eman, anaknya diterima sebagai siswa baru di SMAN 3 Cirebon. Karena sudah diterima, maka perlu daftar ulang. Dan ketika istrinya hendak daftar ulang, kaget karena biayanya mencapai Rp5 juta. Karena belum tahu rinciannya, akhirnya pembayaran ditunda. “Begitu ditelepon biayanya Rp5 juta, akhirnya saya minta ditunda dulu karena ingin tahu rinciannya. Kalau untuk seragam dan sepatu paling sekitar Rp1 juta. Lalu yang Rp4 juta untuk apa saja alokasinya,” kata politisi Partai Gerindra. (kmg/abd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: