Sudah Jadi Relawan, Ridwan Kamil Ajak Masyarakat Ikut Uji Klinis Vaksin Covid-19
Sementara itu, Ridwan Kamil juga mengatakan, satu-satunya kelemahan Provinsi Jabar dalam penanganan pandemi global Covid-19 adalah terkait pengetesan (testing) melalui uji usap (swab test) metode Polymerase Chain Reaction (PCR).
\"Kelemahan kami hanya di testing PCR, walaupun sudah terbanyak se-Indonesia di luar DKI Jakarta, tapi tetap (untuk) mengejar rasio 50 juta (penduduk) kami keteteran,\" ucap Emil dalam laporannya kepada presiden.
Untuk itu, Kang Emil menyampaikan dua usulan agar rasio pengetesan PCR di Provinsi Jabar dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia --kurang lebih 50 juta jiwa-- bisa ditingkatkan.
Pertama, membuka opsi kerja sama dengan pihak swasta baik dalam hal Sumber Daya Manusia (SDM) maupun peralatan. Dengan keterbatasan kapasitas pengujian di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar, Kang Emil mengusulkan untuk menggunakan layanan pay per service PCR dari swasta.
Kedua, memperbanyak pengadaan kit PCR portabel. Inovasi Jabar berbentuk koper PCR yang mudah dibawa ke pelosok yang tidak terjangkau mobil PCR tersebut sudah dibagikan di Kabupaten Sumedang.
Selain mengusulkan dua solusi untuk meningkatkan rasio pengetesan PCR di Jabar, Kang Emil juga melaporkan terkait kesiapan Jabar dalam memproduksi alat-alat kesehatan, termasuk dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini.
\"Provinsi Jabar ini satu-satunya provinsi yang bisa memproduksi semua alat perang melawan Coivd-19. APD berlimpah, masker bedah (medis) sudah ekspor, ventilator (PT Dirgantara Indonesia dan PT Pindad) sudah dibagikan ke rumah sakit, rapid test versi Unpad juga sudah dirilis, lalu PCR Portabel, dan sekarang adalah vaksin oleh Bio Farma kebetulan di Bandung,\" tutur Emil. (rls)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: