Ipuk Anas

Ipuk Anas

Di Probolinggo, sang suami menjabat dua periode. Kini, istrinya sedang menjabat di periode kedua. Pun di Kediri. Sang istri tua juga lagi menjabat di periode kedua.

Mungkin Banyuwangi beda.

Prestasi Azwar Anas sendiri memang luar biasa. Praktis Anas telah membalik Banyuwangi. Dari zero ke hero. Dari melati ke bintang.

Saya menilai Anas adalah salah satu dari sedikit teknokrat daerah. Apalagi yang datang dari kalangan NU, pun dari Partai seperti PDI-Perjuangan.

Orang seperti saya, sebenarnya, sangat ingin Anas bisa menjadi wali kota Surabaya berikutnya. Sebagai pengganti Tri Rismaharini yang hebat itu. Tapi peraturan tidak membolehkannya.

Saya melihat istri Anas juga bukan wanita biasa. Saya sering memanggilnya mbak Fatayat —bukan ibu Muslimat. Itu karena dia terlihat jauh lebih muda dari umurnya. Juga penampilannya terlihat masih seperti  Fatayat —pemudi NU— bukannya Muslimat, ibu-ibu NU.

Keduanya, suami-istri ini, tumbuh dari tradisi NU. Dari organisasi NU. Besar sebagai sama-sama aktivis NU. Hanya partainya NU —PKB— tidak mencalonkannya.

PKB punya calon sendiri. Waktu itu. Pun sekarang ini. PKB kelihatannya akan mengusung tokoh muda NU dari pesantren terbesar di sana: Blokagung.

Istri Anas sendiri kelahiran Magelang. Dia lulusan IKIP Jakarta jurusan teknologi pendidikan. Belum lama ini dia menyelesaikan S-2 di Universitas yang sama: Universitas Negeri Jakarta. Di disiplin ilmu yang sama.

Dia juga pernah mendalami ilmu pelayanan umum di Korsel, Amerika, dan Eropa.

Meski begitu tidak bisa dipungkiri bahwa sang istri jelas terbawa prestasi suami. Sampai, kelak, dia bisa membuktikan prestasinya  sendiri.

Namanyi: Ipuk Fiestiandani. (dahlan iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: