Harusnya Terima Kasih, Ini Masih Saja Ada yang Mencibir Obat Covid-19 Unair
Peraih gelar doktor filsafat politik dari Walden University, Minneapolis, Amerika Serikat itu lantas mengingatkan, sebuah bangsa tidak bisa menjadi besar kalau hanya pintar berbicara tanpa berbuat.
Menurutnya, penelitian obat covid-19 yang sukses dilakukan Unair, BIN dan TNI AD adalah bukti kepedulian dan bagian dari komitmen moral untuk membantu bangsa dan negara.
Sebaliknya, Boni menyebut mereka yang mencibir itu semestinya belajar dari Unair, BIN, dan TNI AD.
Bahwa yang paling utama adalah tindakan konkrit untuk perubahan positif.
“Saatnya kita semua dituntut lebih banyak bertindak daripada sekadar nyinyir,” katanya.
Boni juga berharap keberhasilan Unair, BIN, dan TNI AD terus didukung oleh semua elemen.
Karena penelitian tersebut untuk kepentingan rakyat Indonesia. Bahkan untuk kepentingan seluruh umat manusia di dunia.
Sebelumnya, pakar epidemiologi Dicky Budiman meragukan temuan Unair, TNI AD dan BIN.
Menurutnya, proses penciptaan obat dimaksud tidak menunjukkan tahapan yang gamblang dan transparan.
Pengajar di Departemen Biostatistik, Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad juga menyatakan hal senada.
Menurutnya, dalam proses uji klinis peneliti harus memenuhi prinsip Good Clinical Practice (GCP) atau Cara Uji Klinik yang Baik (CUKB). Salah satunya menekankan pada pendokumentasian penelitian.
“Ini yang sepertinya tidak tampak,” ucapnya.(len/pojoksatu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: