Malam 1 Muharram, Keraton Kanoman Bacakan Babad Cirebon

Malam 1 Muharram, Keraton Kanoman Bacakan Babad Cirebon

CIREBON - Suasana hening menyelimuti ritual pembacaan Babad Cirebon di Keraton Kanoman. Ritual tahunan malam 1 Muharram ini memperingati Hari Jadi ke-651 Kota Cirebon. Juga merefleksikan sejarah pertama kalinya Cirebon berdiri.

Empat lilin besar menyala di antara
Pangeran Kumisi yang membacakan Babad Cirebon. Ritual tahunan ini dilakukan di Witana, pendopo atau bangunan yang menjadi tanda berdirinya Cirebon.

Hadir dalam acara pembacaan Babad Cirebon tersebut Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herwati, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik, Sekda Kota Cirebon Agus Mulyadi, Laksamana Pertama Budi Prasetyo yang mewakili Kepala Staf TNI AL, Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon Handarujati dan Forkompinda serta undangan lainnya.

Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran mengatakan, ritual pembacaan Babad Cirebon merupakan tradisi untuk mengingat kepada leluhur yang berjasa membumikan dan menyiarkan Islam di Cirebon.

\"Karena tanpa perjuangan para leluhur kita tidak akan pernah mencapai derajat yang unggul,\" katanya.

Baca juga:

Luthfi Dorong Wacana Penyatuan Hari Jadi Kota dan Kabupaten Cirebon

Sidang Paripurna, Puncak HUT Ke-651 Kota Cirebon

HUT Kota Cirebon, Walikota Singgung 56 Kasus Covid-19

Sementara itu, Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herwati menuturkan, di tengah-tengah arus modernisasi, Keraton Kanoman masih konsisten menjaga tradisi yang sangat luhur dan agung.

\"Tradisi yang sangat luhur dan agung ini harus wajib kita jaga dan lestarikan. Agara penerus kita tidak kehilangan jati diri sebagai wong Cerbon,\" tuturnya.

Masih kata Eti, Bangsal Witana Keraton Kanoman merupakan tempat sejarah berdirinya Cirebon sebagai pusat penyebaran agama Islam oleh para waliyullah.

\"Penamaan Bangsal Witana berasal dari kata awita ana, yang berarti permulaan ada. Witana mengandung makna awal mula adanya kehidupan manusia di dukuh Caruban. Pembentukan dukuh Caruban diawali Ki Gede Alang-alang membuka tegal alang-alang tepat di Bangsal Witana dibantu Pangeran Cakrabuana,\" ujarnya.

Masih di tempat yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik mengungkapkan, Babad Cirebon merupakan manuskrip tak ternilai yang menggambarkan kebesaran sejarah Cirebon dan perjalanan syiar Islam di Cirebon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: