Dua Tahun Sepi Aktivitas Perdagangan, Camat Sebut Perencanaan Pasar Desa Pasaleman Tidak Cermat

Dua Tahun Sepi Aktivitas Perdagangan, Camat Sebut Perencanaan Pasar Desa Pasaleman Tidak Cermat

CIREBON-Sejak beroperasi tahun 2018, hingga saat ini Pasar Desa Pasaleman sangat sepi. Bukan hanya sepi pembeli tetapi juga penjual. Camat Pasaleman, R Kaenudin menyebut pembangunan pasar desa tersebut tidak cermat sejak perencanaan.

Kaenudin mengatakan perencanaan pembangunan pasar yang tidak tepat berimbas kepada sepinya pasar. “Adanya sebuah pasar tentunya harus diawali dari sebuah tempat yang sering dijadikan transaksi jual beli masyarakat. Sedangkan pasar desa Pasaleman ini bukan diawali dari sebuah pasar ataupun tempat transaksi jual beli masyarakat,” ujarnya.

Kaenudin melihat sepinya Pasar Desa Pasaleman sangat wajar. Ia pun meminta Pemdes Pasaleman untuk membuat terobosan untuk membuat pasar yang mempunyai ciri khas. Diakuinya Pasaleman memang tidak memiliki pasar. Namun tanpa perencanaan yang tepat, keberadaan pasar bisa saja menjadi sia-sia.

“Memang kondisi saat ini sulit untuk meramaikan pasar, namun paling tidak bagaimana caranya pasar ini mempunyai ciri khas yang berbeda. Kalau ini tidak dilakukan maka akan sepi terus,” ujarnya.

Terpisah, salah seorang penjual di Pasar Desa Pasaleman, Nur memgatakan dirinya merupakan pedagang pertama yang berjualan. “Awalnya kita dimintai sewa bulanan sebesar 300 ribu satu bulan. Namun setelah beberapa bulan pasar sepi terus akhirnya kita berunding dengan Pemdes dan akhirnya kita semua dibebaskan biaya sewa sampai pasar ini ramai,” ujarnya.

Nur mengatakan ada total 16 kios yang ada dipasar desa ini. “Dari 16 kios yang ada 6 kios yang buka sisanya tutup. Sedangkan lemprakan dan lainnya juga nggak ada,” tuturnya.

Nur mengungkapkan awalnya banyak pedagang sayuran yang berdagang di pasar ini. “Tetapi karena adanya parkir sehingga pembeli malas mampir akhirnya pedagang sayuran semuanya sudah tidak lagi berdagang disini, jadi sekarang hanya pedagang kelontongan dan sembako yang berjualan,”ujarnya.

Bahkan menurut Nur karena tidak ada yang berdagang lemprakan, sehingga tempat lemprakan tersebut sering digunakan untuk lomba burung. “Kadang kalau minggu ramai ada lomba burung,” ungkapnya.(den)

https://www.youtube.com/watch?v=HiuJ1yELW7Q

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: