Pertamina Rugi Rp11,4 T, DPR Panggil Ahok
JAKARTA -Di tengah tantangan pandemi Covid-19, PT Pertamina (Persero) menjadi sorotan utama lantaran merugi Rp11,4 triliun.
Tudingan utama pun ditujukan pada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang bercokol selama delapan bulan menjabat sebagai Komisaris Utama (Komut) di Pertamina.
DPR pun sudah menyiapkan undangan bagi mantan Gubernur DKI Jakarta itu dalam rapat dengar pendapat yang dilangsungkan pekan depan.
”Dalam waktu dekat DPR akan memanggil dalam Rapat Dengan Pendapat (RDP). Minggu depan minta penjelasan bagaimana mereka mengantisipasi kinerjanya, termasuk apa saja yang menjadi daya dukung dan daya dorong agar kinerjanya pulih,” tegas Wakil Komisi VII DPR Eddy Soeparno.
Eddy yang merupakan Sekretaris Jenderal PAN ini menduga kerugian Pertamina tidak lain dari dampak sentimen negatif dari pandemi Covid-19 yang merontokkan seluruh persendian ekonomi Tanah Air. Oleh karena itu, ia yakin Pertamina akan rebound dan mendapatkan keuntungan besar jika pemerintah mampu mengatasi pandemi Covid-19 secara baik.
Sementara itu, VP Komunikasi Perusahaan Pertamina Fajriyah Usman menyebut sepanjang semester I-2020 Pertamina menghadapi triple shock yakni penurunan harga minyak mentah dunia.
”Penurunan konsumsi BBM di dalam negeri, serta pergerakan nilai tukar dolar yang berdampak pada selisih kurs yang cukup signifikan. Kondisi ini yang terjadi,” terang Fajriyah.
Sedangkan, Anggota Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman memiliki persepsi yang berbeda. Ada kalkulasi yang mendasari mengapa Pertamina mengalami kerugian yang menembus Rp11,4 triliun. ”Wajar jika Pertamina merugi,” tegasnya.
Kerugian Rp11, 4 triliun pada semester pertama 2020 sebab tak hanya perusahaan migas dalam negeri namun sejumlah perusahaan migas milik asing mengalami nasib serupa. ”Ini kondisi luar biasa. Tidak hanya Pertamina yang terdampak, major global oil companies lain bahkan mengalami kerugian yang lebih besar lagi,” kata Maman.
Mengutip Forbes Middle East, dia menyebutkan sejumlah perusahaan minyak asing, kecuali Saudi Aramco, memang mengalami kerugian signifikan selama semester I 2020 seperti Exxon Mobile, mengalami penurunan senilai Rp19,134 triliun, British Petroleum (BP) Rp98,011 triliun, Total Rp122,879 triliun, dan Shell Rp269,165 triliun.
Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menyesalkan kerugian yang dialami Pertamina. ”Ya mestinya pendapatan Pertamina dari penjualan BBM meningkat pesat. Penurunan lifting minyak merupakan penyumbang terbesar terhadap penurunan penjualan ekspor migas, yang menyebabkan Pertamina merugi,” ungkap Fahmy. (fin/ful)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: