4 Siswa SD Keracunan Permen, 1 Meninggal
CIAMIS – Terdapat 4 siswa SDN Gunungsari Desa/Kecamatan Sadananya Ciamis, diduga keracunan setelah mengkonsumsi permen. Salah satunya meninggal dunia.
Korban yang meninggal adalah Muhamad Rizki (10). Sedangkan dua adiknya Muhamad Rifki (7) dan Muhamad Syarif Hidayat (4) kondisinya membaik. Keduanya dirawat di RSUD Ciamis.
Sementara satu korban lagi mendapat perawatan di sebuah RS di Kota Tasikmalaya Aef Saeful Hidayt, orangtua dari Rizky, Rifki dan Syarif mengatakan, hari Kamis lalu, ketiga anaknya mengeluhkan sakit perut yang dikira hanya muntaber biasa.
Lantas dirinya memberi ketiga buah hatunya oralit dan obat biasa, namun sampai hari Sabtu masih belum sembuh. “Saya langsung bawa ke rumah sakit, tapi anak yang pertama Muhamad Rizki tidak tertolong. Alhamdulillah dua adiknya sekarang konfisinya membaik dan sembuh,” paparnya.
Kata Aef, pihaknya tidak mengetahui persis anak-anaknya membeli permen tersebut dari mana. Karena di rumah yang tersisa hanya bungkus plastiknya yang dijadikan mainan.
Saat itu bungkusnya bisa disusun panjang dan banyak dikoleksi oleh anaknya, sementara selama ini makanan yang biasa dikonsumsi adalah permen. “Jadi dugaan kuat ketiga anak saya keracunan permen,” tegasnya.
Aef berharap makanan di warung diteliti keamanannya, penjual harus memperhatikan kesehatan. “Jangan ada korban lagi, semoga kejadian ini mudah-midahan tidak terulang. Ini satu cobaan kepada keluarga saya,” jelasnya kepada wartawan.
Kasi Pelayanan RSUD Ciamis, Eri Arifah mengaku telah menerima tiga pasien anak dari satu keluarga. Namun salah satunya meninggal saat dibawa ke RSUD, untuk dua anak lagi bisa diselamatkan.
Diketahui bahwa sebelumnya, anak-anak atau pasien saat datang pada Sabtu malam kemarin dalam kondisi diare berat, muntah, pusing dan diare.
Sampai saat ini, kata dia, kedua anak tersebut telah menjalani perawatan intensif, bahkan kini dinyatakan sehat dan siap pulang ke rumahnya. Soal penyebab, Eri mengaku tidak bisa memastikan keracunannya apa, karena perlu penelitian.
“Ya kalau dari permen sampelnya harus diteliti hingga bisa pasti. Bahkan, perlu penelusuran makan lainnya yang juga dimakan pasien tersebut, karena kejadian tersebut menimpa anak dari satu keluarga,” tuturnya. (yud/radar tasikmalaya)
Tonton video berikut:
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: