Pesantren Diminta Aktif Melapor
JAKARTA-Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau kepada pengurus pondok pesantren agar segera melapor jika menemukan kasus Covid-19 di lingkungannya. Hal ini menyusul, terdapat pondok pesantren yang menjadi kluster baru Covid-19.
Menteri Agama Fachrul Razi meminta, bagi seluruh pengurus pondok pesantren agar secepatnya melapor apabila menemukan kasus Covid-19 di lingkungannya kepada Kemenag.
“Belakangan kami melihat ada beberapa pesantren yang terkena, kami anjurkan kepada mereka agar jangan diam-diam saja. Kalau ada yang terkena atau menjadi kluster segera lapor ke Kementerian Agama. Segera akan kami datangi dan bantu,” kata Fachrul di Jakarta, Selasa (1/9)
Fachrul menuturkan, dalam penanganan masalah tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat bila memperoleh laporan adanya kluster Covid-19 di pesantren.
“Kami akan bantu apa saja yang kami bisa. Misalnya dari mulai obat-obatan, disinfeksi lingkungan pondok pesantren, atau membantu dana, hingga berkoordinasi untuk menurunkan tim kesehatan ke sana,\" tuturnya.
Fachrul menyampaikan, bahwa ada empat syarat utama yang harus dipenuhi pesantren bila ingin mulai melakukan pembelajaran tatap muka.
Pertama, lingkungan madrasah/pesantren aman Covid. Kedua, guru atau ustadz nya aman covid. Ketiga, santrinya aman Covid, dan keempat selalu menerapkan protokol kesehatan. “Bila menerapkan empat hal tersebut, insyaAllah semuanya akan aman. Ini sudah dilakukan oleh banyak pesantren kita,” ujarnya.
Saat ini, Kementerian Agama juga melakukan sinergi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTTP) Covid-19. Salah satunya yang dilakukan Kanwil Kemenag Jawa Timur untuk mengatasi klaster Pondok Pesantren Darussalam, Banyuwangi. Data per 30 Agustus, tercatat 539 santri terkonfirmasi Covid-19 dari 624 santri yang diswab.
Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur Ahmad Zayadi mengatakan penanganan di Ponpes Darussalam dikoordinasi oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTTP) Covid-19 Kabupaten Banyuwangi.
“Pemprov bersama Kemenag dan masyarakat terus bersinergi dalam percepatan penanganan Covid-19 di Darussalam,\" kata Zayadi.
Zayadi menyebutkan, ada sejumlah upaya yang dilakukan gugus tugas bersama pesantren dan masyarakat dalam rangka menangani Covid-19, khususnya di Darussalam. Pertama, Pesantren Darussalam telah mengambil langkah memisahkan santri positif Covid-19 dengan gejala agak berat, dengan santri positif tanpa gejala.
“Santri positif tanpa gejala melakukan isolasi mandiri. Saat ini, ada tiga tempat isolasi, yakni untuk santri putra yang sakit, santri putri yang sakit, dan untuk santri hasil test reaktif. Untuk satu kamar diisi dua sampai tiga santri,\" terangnya.
Kemudian, GTPP Covid-19 telah menerjunkan 40 dokter pada 30 Agustus 2020. Ada lima tim kesehatan yang disiapkan, Tim Pemeriksa Kesehatan, Tim Tracing, TIM Swab, Tim Trauma Healing, dan Tim Disinfeksi. \"Seluruh tim sudah melaksanakan tugasnya,\" ujarnya.
Selain itu, kata Zayadi, tim medis dalam bertugas dibantu petugas dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pelabuhan (KKP) Probolinggo, dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: