BMPS Investigasi Data Rombel
AKSI titip-menitip siswa baru dalam proses PPDB telah membuat beberapa sekolah tertentu melebihi kuota rombongan belajar (rombel). Parahnya, itu terjadi karena masuknya ratusan nama melalui tim sukses Ano-Azis, bahkan ditandatangani Wawali Nasrudin Azis. Atas fakta-fakta tersebut, Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BPMS) Kota Cirebon kini terus bergerak melakukan investigasi guna mengetahui sekolah mana saja yang menerima siswa melebihi rombel yang sudah ditetapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Ketua BMPS Kota Cirebon Drs A Halim Faletehan mengatakan, pihak swasta sudah membentuk tim khusus dan sudah diterjunkan sejak dua hari lalu. Tim kecil yang dibentuk itu bertugas untuk mengumpulkan bukti-bukti penyimpangan PPDB. Seperti jumlah rombel yang tidak sesuai atau yang lainnya. “Kami mendelegasikan beberapa orang ke SMP-SMA untuk mengecek jumlah rombel saat ini dan juga hal lainnya,” ujarnya, kemarin. Lebih lanjut dikatakan Halim, data tersebut akan dikumpulkan oleh tim paling lambat tanggal 20 Juli mendatang, untuk kemudian dibuatkan laporan tertulis pada wali kota. Dalam pencarian data, lanjut Halim, swasta melakukannya bersamaan dengan pihak inspektorat. “Karena yang membuat aturan itu wali kota, jadi yang memberikan sanksinya pun wali kota. Yang berhak menegur dan menentukan sanksi itu wali kota,” lanjut pria yang juga kepala SMK PUI ini. Dia berharap ada sanksi yang tegas yang diberikan oleh wali kota pada pihak yang melanggar aturan. Halim juga menyoroti tindakan sejumlah kepala sekolah yang membiarkan sekolah diobrak-abrik dengan siswa titipan. “Seharusnya kepala sekolah juga berhak untuk menolak siswa titipan. Ingat yang harus diikuti perwali,” tegasnya. GAGAL DAPAT SISWA Sementara itu, SMP PUI Plus yang belum lama ini di-launching ke publik sebagai sekolah gratis ternyata tetap tidak dilirik sama sekali. Kepala SMP PUI Plus, Nur Chozin, mengakui SMP PUI Plus gagal mendapatkan murid. Hingga masa terakhir pendaftaran dan pelaksanaan masa orientasi siswa (MOS), tidak ada satu pun yang mendaftar. Padahal dirinya sudah menyebarkana berbagai brosur ke masyarakat melalui partai politik hingga organisasi sayap lainnya. Kenyataannya justru tidak ada yang berminat. Gagalnya mendapatkan siswa, kata Ghozin, sedikit banyak akibat munculnya PPDB jilid II yang dipaksakan LSM-LSM. Awalnya calon siswa sudah mengisi formulir, tapi memilih mundur karena mendapatkan kabar ada penerimaan siswa jilid II. “SMP PUI Plus saat ini sudah berada dalam titik nadir. Formulir sudah diisi, ketika ada yang dobrak sekolah negeri dengan PPDB jilid II, mereka semua lari ke negeri ke SMPN 9, SMPN 11, SMPN 10, dan SMPN 13,” tegasnya. Sementara Wakil Ketua PAC PDIP Imam Yahya SFil.I mengaku rekonsiliasi data setelah pendaftaran PPDB online ditutup sama saja dengan membuka PPDB online jilid II. Apalagi rekonsiliasi data itu bukan untuk mengisi kursi yang kosong tapi memperbanyak siswa di sekolah-sekolah favorit seperti SMPN 1, SMPN 2, SMPN 4, SMPN 5, SMAN 2, dan SMAN 6 Cirebon. “PPDB online tahun ini sudah melanggar perwali PPDB online itu sendiri. Sehingga sangat wajar jika ada pihak yang akan menggugatnya secara hukum karena hal ini juga menyangkut kredibilitas pendidikan di Kota Cirebon,” katanya. Mantan ketua DPC GMNI Kota Cirebon ini menganggap Ano-Azis sudah melewatkan momentum perubahan dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan di Kota Cirebon. Dengan kondisi seperti ini, dirinya pesimistis di tahun-tahun yang akan datang PPDB akan berjalan sesuai aturan yang berlaku. “Bagi saya, Ano-Azis sudah melewatkan perubahan PPDB dengan begitu saja. Buktinya tim suksesnya malah terlibat pelanggaran perwali PPDB,” pungkasnya. (kmg/abd) KELEBIHAN ROMBEL NAMA SEKOLAH JATAH ROMBEL HASIL AKHIR SMPN 1 9 10 SMPN 2 5 7 SMPN 4 9 10 SMPN 5 8 10 SMPN 6 8 10 SMAN 1 9 10 SMAN 2 9 11 SMAN 3 9 10 SMAN 4 8 9 SMAN 5 8 8 SMAN 6 7 8 SMAN 7 8 9 SMAN 8 9 9 SMAN 9 8 tidak terpenuhi *Diolah dari berbagai sumber
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: