Ok
Daya Motor

RSUD Waled Mendukung Korban Dugaan Pelecehan Seksual Dalam Mencari Keadilan

RSUD Waled Mendukung Korban Dugaan Pelecehan Seksual Dalam Mencari Keadilan

Klarifikasi RSUD Waled atas mencuatnya kasus dugaan pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan rumah sakit tersebut, Senin 10 November 2025.-Mohamad Junaedi-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM – Manajemen RSUD Waled Kabupaten Cirebon akhirnya angkat bicara terkait adanya dugaan pelecehan seksual yang dialami oleh mahasiswi yang sedang menjalani kuliah praktek.

Plt Direktur RSUD Waled, dr Dewi Damayanti mengatakan, pelaku maupun korban dugaan pelecehan seksual yang diterjadi di lingkungan rumah sakit tersebut bukanlah dokter tetap.

Namun, pelaku merupakan peserta didik pendidikan dokter spesialis dan korban adalah mahasiswi kedokteran yang sedang melakukan kuliah praktek.

BACA JUGA:Ada Mahasiswi Jadi Korban Pelecehan Seksual, IKA UGJ Cirebon Minta Polisi Bergerak Cepat

“Pelaku bukan dokter yang berdinas di RSUD Waled, melainkan peserta pendidikan dokter spesialis (PPDS) calon dokter spesialis kandungan dan kebidanan dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) yang sedang menjalani pendidikan di rumah sakit kami,” ujar dr Dewi dalam konferensi pers, Senin 10 November 2025.‎

‎Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan korban dalam kasus ini merupakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) yang tengah menempuh pendidikan profesi dokter di RSUD Waled.

‎“Jadi baik pelaku maupun korban bukan pegawai RSUD Waled,” tegasnya.

Dokter Dewi mengatakan, laporan dugaan pelecehan diterima pihak rumah sakit Rabu 5 November 2025, sekitar pukul 21.11 WIB.

Kemudian, Kamis 6 November 2025 RSUD Waled langsung berkoordinasi dengan pihak Fakultas Kedokteran UGJ, Unpad, dan aparat kepolisian.

‎“Langkah cepat kami lakukan, termasuk menyediakan rumah aman bagi korban, melakukan konseling psikologis, dan mendampingi keluarga korban dalam proses pelaporan ke Polresta Cirebon,” katanya.

Menurutnya, baik pihak RSUD Waled maupun fakultas terkait telah sepakat untuk menindaklanjuti kasus ini secara hukum dan akademik.

BACA JUGA:Khawatir Pelayanan Turun, Komisi I Minta Posisi Direktur RSUD Waled Segera Definitif

‎“Jika terbukti, pelaku akan dikenai sanksi akademik berat di samping proses hukum pidana,” tegasnya.

‎Pihak pun menyampaikan rasa empati kepada para korban dan memastikan dukungan penuh selama proses hukum berlangsung.

‎“RSUD Waled sangat prihatin atas kejadian ini. Kami berkomitmen mendukung korban untuk mendapatkan keadilan serta menjamin keamanan lingkungan pendidikan di rumah sakit,” katanya.

‎Sementara, Dekan Fakultas Kedokteran UGJ, dr Catur, menanggapi sangat seriu dengan dugaan pelanggaran etika dan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan kedokteran.

‎“FK UGJ berkomitmen melindungi mahasiswa dan menciptakan lingkungan belajar yang aman. Kami telah mengambil langkah-langkah cepat, termasuk verifikasi laporan, pendampingan psikososial, koordinasi dengan RSUD Waled dan Unpad, serta menjaga kerahasiaan identitas korban,” bebernya.

‎Guna meredam dan menjaga kondisi psikologis korban, pihaknya mengimbau masyarakat dan media untuk berhati-hati dalam menyebarkan informasi terkait kasus ini.

‎“Kami berharap semua pihak tidak menyebarkan identitas korban atau pelapor, serta menghormati proses hukum yang sedang berjalan,” katanya.

‎Sementara, Dekan Fakultas Kedokteran Unpad, Prof Yudi menegaskan, pihaknya telah membentuk tim etik dan hukum untuk memproses laporan tersebut.

BACA JUGA:Direktur RSUD Waled Cirebon Boleh dari Luar Daerah, BKPSDM Akui Sulit Cari Figur

‎“Kami menegaskan, pelaku adalah oknum. Fakultas tidak akan ragu menjatuhkan sanksi tegas, bahkan menghentikan pendidikan yang bersangkutan bila terbukti,” tegasnya.

‎Ia menambahkan, Unpad berkomitmen menjaga integritas dan kualitas pendidikan kedokteran, serta memastikan kasus ini tidak mencoreng nama baik tenaga medis yang menjalankan profesinya dengan benar.

‎“Kami sangat fokus dengan kasus ini. Jika perlu, kami tarik seluruh peserta pendidikan yang sedang bertugas di RSUD Waled untuk menjaga nama baik lembaga,” tegasnya.

Ditempat yang sama, keluarga dari korban dugaan tindak pelecehan seksual R Hamzaiya SHum, mengutarakan kekecewaannya karena dari pihak RSUD Waled, Unpad, dan UGJ tidak ada permintaan maaf kepada korban. 

"Saya hanya ingin pihak-pihak terkait meminta maaf kepada korban, saya berulangkali datang ke RSUD Waled tetapi selalu dikecewakan," ujarnya dalam Forum konferensi pers. 

Ia meminta kepada APH yakni Polresta Cirebon untuk segera menangani kasus ini hingga tuntas. 

"Saya akan pasang spanduk "mengecam keras dugaan pelecehan seksual" di depan RSUD Waled, semakin lama penanganannya maka akan semakin lama spanduk tersebut dipajang,” tegasnya singkat. (*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: reportase

Berita Terkait