Ok
Daya Motor

Inovasi Gapoktan Tani Makmur, Produksi Padi Meningkat hingga 30 Persen Berkat Pupuk Organik

Inovasi Gapoktan Tani Makmur, Produksi Padi Meningkat hingga 30 Persen Berkat Pupuk Organik

Ketua Gapoktan Tani Makmur, Rojai, ditemui disela kegiatan produksi pupuk organik, belum lama ini. -Khoirul Anwarudin-Radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM – Upaya seorang petani dan peternak asal Desa Tegal Karang, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon menjadi angin segar bagi para petani yang selama ini bergantung pada pupuk kimia

Dengan menggunakan olahan pupuk organik dari limbah ternak, mereka berhasil meningkatkan produktivitas padi hingga 30 persen di wilayahnya.

Ya, dalam beberapa tahun terakhir, petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Makmur, Desa Tegal Karang mencatat hasil panen yang lebih tinggi dibanding masa sebelumnya. 

Jika dulu produksi padi berkisar 6–7 ton per hektare, kini banyak lahan yang mampu menembus 9–10 ton per hektare setelah rutin menggunakan pupuk organik cair dan padat.

BACA JUGA:Update Banjir di Indramayu, Pesan Khusus untuk Warga Bunder

BACA JUGA:Seminar Literasi Digital STMIK IKMI Cirebon: Strategi Sosialisasi Informasi di Medsos Era AI

Ketua Gapoktan Tani Makmur, Rojai mengungkapkan bahwa dorongan untuk beralih ke organik muncul pada 2017, saat pupuk kimia bersubsidi mulai sulit didapat. 

Rojai yang sehari-hari mengelola ternak sapi melihat peluang dari limbah kandang yang selama ini terbuang sia-sia. 

Didukung alat dari Unit Pengelola Organik (UPO), ia mulai memproduksi pupuk organik secara lebih teratur. Alat tersebut ia dapatkan setahun setelah dinobatkan sebagai peternak terbaik Kabupaten Cirebon.

Adapun pupuk yang ia hasilkan terdiri dari bahan cair berbasis urine sapi serta pupuk padat dari kotoran ternak. 

BACA JUGA:Prabowo: Pendidikan Dokter, Perawat, Paramedis Akan Dibiayai Negara, Beasiswa Penuh!

BACA JUGA:Di COP30, Indonesia Tegaskan Aksi Nyata Menuju NZE 2060, PLN Siap Jadi Motor Transisi Energi Nasional

Produk ini kemudian didistribusikan melalui jaringan gapoktan di desanya, sekaligus menjadi media edukasi bagi petani yang ingin memulai pertanian organik. 

"Kita juga masih membutuhkan pupuk kimia, seperti Urea dan Phonska, biasanya kita mix 50:50. Setelah kita teliti, dengan menggunakan pupuk organik, membuat penyerapan pupuk kimia ke tanaman itu jadi lebih optimal," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait