Polemik Candi Bentar Khas Cirebon pada Gerbang Gedung Sate: Penjelasan Ahli Budaya dan Sikap Pemprov Jabar

RADARCIREBON.COM - Pembangunan gapura baru di pintu masuk Gedung Sate, Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tengah menjadi sorotan publik. 

Perubahan desain gerbang di Jalan Diponegoro, Bandung, ini menuai perdebatan terutama karena hadirnya unsur arsitektur Candi Bentar yang cukup mencolok. 

Sejumlah ahli budaya pun memberi pandangan mereka terkait polemik tersebut.

Ahli Cagar Budaya, Tubagus Adhi, menegaskan bahwa renovasi gapura Gedung Sate sebenarnya tidak melanggar ketentuan Cagar Budaya.

BACA JUGA:Panduan Terbaru KUR BRI 2025, Bisa Daftar Online, Cek Syarat dan Cara Pengajuan untuk UMKM

Menurutnya, pagar dan gerbang Gedung Sate tidak dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda, melainkan baru ditambahkan sekitar tahun 1980-an.

“Pada masa kolonial memang belum ada pagar. Kini pagar dianggap penting untuk keamanan. Lihat saja kejadian di DPRD, pagar saja bisa dibakar,” jelas Adhi, Minggu (23/11/2025).

Ia merujuk pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, yang memperbolehkan adanya pengembangan ruang cagar budaya selama tidak menghilangkan nilai historis utamanya. 

Pengembangan itu juga harus tetap mempertimbangkan aksesibilitas, termasuk bagi pejalan kaki dan penyandang disabilitas.

BACA JUGA:Angsuran KUR BRI Kecil 2025: Pinjaman Rp 100 Juta hingga Rp 500 Juta!

BACA JUGA:Butuh Tambahan Modal Usaha? Yuk Ajukan KUR BRI 100 Juta, Bisa di Cicil Sampai 5 Tahun

Sentuhan Candi Bentar Dinilai Tidak Menyimpang

Terkait pilihan desain, Adhi menilai bahwa penambahan elemen Candi Bentar pada gapura justru menghadirkan warna baru.

Menurutnya, Gedung Sate sendiri sejak awal didesain oleh arsitek J. Gerber dengan sentuhan Art Deco yang memadukan unsur tradisional dan kolonial.

Sumber: