Gratis, Tes Swab Kontak Pasien Covid-19

Minggu 11-10-2020,08:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

JAKARTA – Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo menegaskan pemeriksaan uji spesimen melalui tes usap atau Swab Polymerase Chain Reaction (PCR) bagi masyarakat yang memiliki kontak erat dengan pasien positif COVID-19 tidak dikenakan biaya alias gratis.

Menurut Doni, pemerintah pusat telah memberikan reagen ke berbagai daerah untuk melakukan uji sampel spesimen COVID-19. Sehingga, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan dan Puskesmas dapat memberikan pelayanan dan penanganan COVID-19 gratis berbasis data.

“Untuk yang di Puskesmas seharusnya gratis atau tidak dipungut biaya. Karena reagen itu diberikan dari pusat, dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Satgas COVID-19. Kemudian juga Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota juga ada yang menyelenggarakan pengadaan reagen sendiri,” tegas dalam diskusi di Graha BNPB Jakarta, Jumat (9/10).

Dia meminta agar masyarakat melapor apabila masih ada pihak yang memberikan beban biaya untuk melakukan tracing, dari kontak erat salah satu pasien COVID-19 dengan Swab PCR. “Kalau mungkin masih ada pungutan-pungutan, mohon bisa diinformasikan, sehingga kami bisa mencari solusinya,” terang mantan Danjen Kopassus ini.

Menurutnya, pemerintah tidak ingin masyarakat terbebani untuk melakukan pemeriksaan spesimen. Sehingga solusi terbaik akan selalu diupayakan dalam rangka memutus rantai penularan COVID-19. “Sejauh ini, mereka yang kontak erat dilakukan tracing itu seharusnya gratis. Tidak boleh ada pungutan sebesar apapun,” paparnya.

Selain memberikan reagen kepada beberapa daerah, Pemerintah Pusat melalui Satgas Penanganan COVID-19 dan Kemenkes juga akan terus menyalurkan mesin PCR dan laboratorium. Tujuannya untuk percepatan dan pemerataan uji spesimen berbasis reagen.

Menurut catatan Doni, awalnya Pemerintah Indonesia hanya memiliki 1 laboratorium yang berfungsi. Yakni Balitbankes Kemenkes. Kemudian seiring perkembangannya, laboratorium dapat diperbanyak hingga 374 unit dan tersebar di sejumah daerah dengan kapasitas dari uji sampel mencapai rata-rata di atas 35 ribu spesimen.

“Sekarang ini sudah ada 374 laboratorium. Suatu angka yang sangat besar. Demikian juga kemampuan testing per hari yang semula per hari 2.000 kemudian meningkat 10.000, 20.000, 30.000. Sekarang sudah rata-rata di atas 35.000,” terangnya.

2

Doni mengakui bahwa capaian uji spesimen itu belum merata di seluruh Indonesia. Sehingga hal itu masih menjadi tantangan bagi pemerintah. Mantan Danpaspampres ini juga selalu mengingatkan masyarakat agar disiplin menerapkan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak).

“Selama vaksin belum ada, 3M adalah kunci untuk memutus rantai penularan COVID-19. Ini sangat penting. Karena COVID ini nyata. Karena itu, semua harus bisa menjaga diri dengan mematuhu protokol kesehatan,” pungkasnya. (rh/fin)

https://www.youtube.com/watch?v=_ZK2K43AFig
Tags :
Kategori :

Terkait