Kadisdik Akui Sudah Panggil Kepsek SMAN 2 Kuningan

Rabu 24-07-2013,10:58 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KUNINGAN -  Keluhan orang tua siswa atas mahalnya biaya SPP (sumbangan penyelenggaraan pendidikan), tidak bisa dianggap remeh. Sekelompok orang tua siswa baru SMAN 2 Kuningan bertekad untuk mengadukan kebijakan mahalnya pendidikan SMAN eks RSBI (rintisan sekolah berstandar internasional) tersebut kepada DPRD Kuningan. “Ada puluhan orang tua siswa baru SMAN 2 yang sudah sepakat mengadukan hal ini ke dewan. Kita ingin tahu peran dewan terkait beban biaya pendidikan. Kita juga akan mengadukannya ke Gubernur. Surat resminya sudah kita siapkan. Insya Allah secepatnya dikirim,” ungkap Toto Krismadianto, salah satu orang tua siswa baru SMAN 2, kepada Radar. Toto kemudian menanggapi pernyataan Plt Kepsek SMAN 2 Kuningan yang dinilainya omong kosong. Menurut dia, biaya lebih murah itu untuk siswa kelas 11 dan kelas 12 yang sudah berjalan, karena memang besaran SPP-nya turun sedikit. Namun untuk siswa baru Rp425 ribu tetap mahal. Apalagi kini ada BOS (biaya operasional sekolah) Rp1.200.000/siswa, per tahun. Saat rapat komite, ia mengaku, bersama beberapa orang tua siswa lain memang mewakilkan. Termasuk ia sendiri, karena dalam kondisi sakit. Namun, menurutnya, orang tua siswa diam bukan berarti setuju. Kata Toto, mereka mungkin tidak punya mental protes. Ia mendengar ada beberapa yang protes, tetapi tidak ditanggapi pihak sekolah. “Seharusnya SPP itu tidak wajib. Sebab sifatnya sumbangan. Mestinya, besaran disesuaikan dengan kemampuan ortu siswa. Jika ada yang tidak mampu, tanya berapa kemampuannya,” tandasnya. Toto setuju dengan keinginan Bupati H Aang Hamid Suganda yang tidak ingin membebani masyarakat dengan biaya pendidikan. Jika ada target untuk pengembangan sekolah, dibebankan saja ke APBD lewat pengajuan, tanpa membebani siswa. “Pak bupati saja berang, apalagi rakyat. Ingat, rakyat sedang terpuruk. Bahan bakar mahal, sembako mahal. Sekarang pendidikan juga mahal. Apa rakyat harus berbuat kriminal dulu untuk biaya pendidikan anaknya yang mahal,” sindir Toto. Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kuningan Drs H Maman Suparman MM, saat dikonfirmasi soal rencana Bupati Kuningan memanggil dirinya membenarkan hal itu. “Malam ini (tadi malem, red), setelah Tarawih saya bersama Bu Sekdis (Hj Ratnati, red) akan menghadap pak bupati untuk membahas masalah ini,” katanya. Terkait besaran SPP SMAN 2 Kuningan Rp425 ribu, Maman sendiri menilai terlalu berat. Namun untuk kembali memutuskan persoalan tersebut, menurutnya, tidak bisa sepihak. Harus ada komunikasi dulu dengan komite sekolah. Sebab SPP Rp425 ribu sudah ditetapkan lebih dulu atas kesepakatan orang tua siswa. Pihaknya ingin dengan adanya BOS bisa meringankan biaya SPP. Pihak SMAN 2 Kuningan sendiri mengambil dasar kumulatif pembiayaan. Sehingga dianggap lebih murah. Sedangkan dari masyarakat berpikirnya karena ada BOS. “Nah dua sudut pandang ini yang mesti sama-sama diluruskan. Supaya persoalan bisa diterima oleh semua pihak,” imbuhnya. Persepesi masyarakat soal adanya dana BOS tapi kenapa biaya SPP naik, Maman menilai wajar. “Kita akan lihat, anggaran dari BOS untuk apa. Dari ortu juga untuk apa,” pungkasnya. (tat)

Tags :
Kategori :

Terkait